Jumat, 10 April 2020


PENDAKIAN GUNUNG SLAMET VIA BAMBANGAN

EKSPLORASI PUNCAK SLAMET 3428MDPL

22-24 Mei 2016



EKSPEDISI SEVEN SUMMIT PULAU JAWA: BAGIAN I

Gunung Slamet, terletak diantara 5 Kabupaten yakni Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, di provinsi Jawa Tengah. Dan mitosnya, bila Gunung Slamet erupsi hebat bisa menyebabkan Pulau Jawa terbelah. Terdapat banyak jalur untuk mendaki gunung Slamet, beberapa diantaranya yakni Bambangan dari Purbalingga, Dipajaya dari Pemalang, Dawuhan dari Brebes, Guci dari Tegal, Baturaden dari Banyumas, Sigendong dari Bumijaya, dan Kaligua dari Brebes.

Gunung Slamet bagiku sangat spesial, yakni salah satu Gunung klasik di pulau Jawa. Tertinggi kedua, dan saat ini, ku berkesempatan mendakinya sendiri. Hanya ada ku, dan Gunung Slamet.

Puncak utara Kasuser gunung Slamet

Ah, lagi-lagi ku beruntung. Mendapati tanggal merah yang berurutan dengan libur off lagi, yang ditotal menjadi 3 hari. Menunggu hingga H-3 tanggal merah untuk surat keputusan libur/lemburnya, namun persiapan mental sudah dari sejauh-jauhnya hari. 💪


MINGGU 22 MEI 2016
Tiket bus berhasil ku amankan kemarin sepulang kerja, sekarang sudah tinggal action saja.  Yakni pulang kerja pukul 8 pagi, lanjut mampir ke Minimarket tuk berbelanja. Tiba dirumah, lalu tidur singkat. Hingga alarm berbunyi pukul 13.30, lanjut packing. Ransel Avtech Storm, dan tenda Rei kapasitas 2 orang dan single layer masih menjadi andalan.

Berangkat pukul 16, menuju pintu tol Cibinong/Citeureup. Dan tiba tepat waktu, saat bus baru muncul dan ngetem di terminal Bayangan ini. Pahala Kencana relasi Bogor-Bobotsari yang hanya terisi 1/2nya, mulai berangkat pukul 17.20 sore. Dapet harga 100rb sudah include makan, ambil duduk paling belakang lalu kita melanjutkan tidur kembali.


SENIN 23 MEI 2016
Malam berlangsung cepat, hingga ku sadari pukul 01.30 pagi posisi sudah berada di barat gunung Slamet. Tidur merem melek, karena takut kebablasan. Ditambah saat bertanya ke kondektur, ia tak tahu pertigaan Serayu Larangan pula. Syukurnya ada penumpang lain yang turun ditujuan yang sama denganku, kita pun turun dari bus berbarengan.

03.45 pagi di gang Serayu Larangan, sendiri. Ditawari ojek, namun ku menolak halus karena menunggu rombongan lain tuk sewa mobil. Namun lama sekali, hingga akhirnya ku menyerah dan tetap ngojek dengan ongkos 50rb. Pun jangan salah, ongkos ojek yang lumayan ini berbanding lurus dengan jarak dan tingkat kenaikan elevasi. Yakni menempuh jarak +-20KM, dengan perbedaan Elevasi Serayu 160mdpl ke basecamp Bambangan 1500mdpl. Wow.

Setibanya di Basecamp, ku langsung mengurus Simaksi. Diperbolehkan mendaki sendiri, dengan harga tiket 5rb dengan jaminan KTP. Lanjut mandi lalu sarapan pagi, dan memandang gunung Slamet yang perlahan tertutup kabut. Berada di kaki gunung tertinggi Jawa Tengah, bisa kah ku mendaki nya seorang diri? Tanya ku pada hati.

Basecamp Bambangan gunung Slamet

Pukul 8 pagi ku mulai trekking, diawali bersama 2 orang asal Palembang yang asyik. Melewati ladang penduduk, yang ditanami kol, kentang, daun bawang, dsb. Hingga belum 1/2 perjalanan ku izin berpisah sendiri, mengikuti ritme pribadi. Melintasi warung-warung yang kosong, hingga vegetasi berganti ke cemara yang menanjak. Berteman sepi, dan jalur membawaku hingga ke Pos 1 Pondok Gembirung 1937mdpl pukul 09.15.

Pos 1 gunung Slamet via Bambangan

Melanjutkan pendakian, memasuki rimba nya Slamet. Tanah lembab nan terus menanjak, keringat mulai bercucuran. Jarak yang cukup jauh, dan tak bertemu siapa-siapa. Dan pukul 10.15 ku tiba di Pos 2 Pondok Walang 2256 mdpl.
Istirahat cukup lama, dan kabut mulai turun. Perlahan gerimis, membuatku terjebak disini, seorang diri. 1/2jam kemudian baru kembali mendaki, terus naik. 1/3 perjalanan yakni bertemu simpang, arah Dipajaya. Hingga tiba pukul 11.30 di Pos 3 Pondok Cemara 2510.

Baru bertemu kehidupan disini, yakni pendaki asal Jogja yang baru turun. Jalur tikus, yakni celah tanah selebar +-50cm mulai sering ku lalui. Juga ku tak benar-benar sendiri, karena selalu ditemani Jalak Slamet sedari Pos 2 tadi. Pukul 12.10 di Pos 4 Pondok Samarantu 2688mdpl.
Kawan sependakian

Sempiiit

Pos 4 Samarantu gunung Slamet via Bambangan

Sebelumnya ku memang sudah baca-baca, kisah - kisah miring di pos ini. Karena posisi sendiri dan berkabut, ku tak beristirahat lama. Bertemu beberapa pendaki yang baru turun, dan vegetasi yang mulai merenggang. Dan pukul 12.50 ku tiba di Pos 5 Samyang Rangkah 2792mdpl.

Pos 5 ini ada bangunan semi permanen, yang konon katanya bekas open SAR Mahasiswa MAPAGAMA 2001 yang kisahnya sangat melegenda. Terdapat sumber air musiman juga, disebelah kiri dan turun cukup terjal. Ohya lebih baik konfirmasi dulu ke orang basecamp tentang mata air ini, karena lumayan bisa mengurangi beban dengan membawa air sedikit. Langkah berat, karena belum makan siang. Membawa ku tiba di Pos 6 Samyang Katebonan pukul 13.30. Dengan keadaan tanah datar cukup lebar, tanpa bangunan/shelter.


Kabut tebal, dengan dominasi vegetasi terbuka. Dengan hutan-hutan kering sehabis terbakar, dan diakhir melintasi jalur tikus yang cukup panjang. Sayup-sayup suara pendaki memecah keheningan, dan lu bersyukur bisa melewati etape menyeramkan ini. Akhirnya, pukul 14.15 ku sampai di Pos 7 Samyang Kendit 3040mdpl. Ada shelter seperti pos 5, yang diisi pendaki yang sedang sibuk packing. Pos 7 yakni tempat camp terakhir yang direkomendasikan, karena kedepannya sudah sangat terbuka dan minim tanah datar.

Pos 7 gunung Slamet via Bambangan
Pos 7 yang hening dan sepi

Tiba di akhir pendakian hari pertama yang cukup berat, dan sedikit mencekam. Total waktu pendakian yakni 6jam 15menit, dengan perbedaan elevasi 1540m. Jauh berbeda dengan solo hiking ke Guntur 2 bulan lalu, versi ini bahkan 3x lipatnya hahaha. Namun kesenangan menemukan kehidupan, tak berlangsung lama. Mereka turun semua, saat tak lama ku tiba. Oalah, sendiri diatas ketinggian +3000.

Sepi, sunyi. Setelah buka tenda didalam shelter, dengan mempertimbangkan tendaku yang single layer, cuaca yang berkabut tebal, dan minimnya pendaki hari ini. Semoga mereka yang ngecamp disini nanti, tak ada yang keberatan hihi. Masak-masak seadanya, lalu makan sambil duduk di pintu Pos 7. Serasa memiliki rumah sendiri disini, hanya ada aku, dan gunung Slamet.

Disini, di ketinggian ini, ku menemukan ketenangan yang sejati. Rasanya bisa berbicara kepada diri sendiri, dalam artian lebih dalam maksudku. Tapi, ah, gimana ya. Susah menjelaskan dengan kata-kata, kamu harus merasakannya, dan menemukan kedamaian itu sendiri kalau mau mencoba.


Menjelang maghrib, ku baru bertemu pendaki yang mencapai pos 7 ini. Dengan kabut tebal sepanjang perjalanan, dan dihadiahi senja yang cerah dipenghujung hari. Mentari terbenam di barat sana, berganti purnama yang indah, lengkap dengan berjuta bintangnya. Gemerlap malam Purbalingga, ku menontonnya dengan syahdu dipintu Pos 7. Hingga merasakan malam yang semakin dingin, dan ku terlelap di hangatnya sleepingbag lebih awal.

Efek mendaki seorang diri, selfi terus hihi


SELASA 24 MEI 2016
Tidur pukul 20, dan pukul 2 pagi ku sudah bangun kembali. Memasak sarapan tuk energi, lalu membawa barang-barang seperlunya. Ku terlalu bersemangat, tuk summit seorang diri pukul 3 pagi. Pos 8 Samyang Jampang 3092mdpl dicapai dalam 15 menit, juga 15 menit kemudian ku tiba di Plawangan 3172mdpl. Ku baru sadar, kayanya kepagian deh.

Duduk dulu, menatap langit yang cerah. Purnama dan bintang, terlihat masih malam. Didepanku puncak tertinggi Jawa tengah, dibelakangku gemerlap Purbalingga. Ku berada di 'Point Of No Return', point dimana jika kamu mendaki keatas, dan berkabut, akan sulit kembali. Mengumpulkan mental, dengan berdoa semoga diberi cerah pagi ini. Ku melanjutkan mendaki, sendiri.

Angin berhembus kencang, bebatuan kokoh ku pijak, dan tanpa vegetasi. Menanjak 45°, ah ritme terasa cepat sekali. Sesekali melihat kebawah, belum ada sinar atau senter yang bergerak. Tak menemui begitu kesulitan dalam summit, hanya sedikit bimbang di mental saja. Hingga pukul 4 pagi, ku berada di titik yang sudah tidak ada tanjakan lagi.

Didepan yakni kaldera Slamet yang sangat besar, dan ku berjalan menyusuri kearah kanan. Hingga akhirnya, ku tiba di puncak Slamet / Puncak Suroni 3428mdpl pukul 04.15 pagi. Tak ku sadari, ku reflek sujud sukur. Plang Wayang ciri khas puncak Slamet, yang ku pegang sangat dingin. Sinar headlamp baru terlihat, sedangkan ku sudah tiba.

Puncak gunung Slamet puncak Surono 3428 mdpl

Puncak gunung Slamet puncak Surono 3428 mdpl

Disatu sisi lega karena sudah sampai, disatu sisi lagi PR karena pagi masih sangat lama. Ku memutuskan menyebrang, kearah puncakan Kawah. Menuruni lembahan, dan naik berbatu. Tiba di puncakan nya, ku sebut puncak 2, dan banyak plang berserakan. Mungkin ini alasan beberapa basecamp pendakian melarang acara pemasangan plang, toh hanya akan jadi sampah. Hingga muncuk slogan : 'Jangan mengotoriku, dengan plat-plat eksistensimu'.

Ku terus berjalan, kearah tenggara. Tepatnya puncak selatan, ku menemukan plangnya namun tak sempat berfoto. Hingga tiba di puncak ujung pukul 05.15, terlihat lembahan panjang ke arah jalur Guci, Tegal. Juga terlihat Ciremai di barat sana. Halo, 2 bulan lalu ku mengunjungimu hehe. Berada di puncakan kawah, dan ku tak berani tuk berlama-lama. Dan segera kembali ke puncakan 2, karena sinar oranye sudah terlihat dari timur sana.

Hijau: jalur yang ku lalui

Namun ku tak memutuskan kembali ke puncak utama, melainkan ke arah utara. Saat di lembahan, ku ambil kiri dan turun ke lembahan lainnya. Luas, seluas lapangan bola, bahkan lebih. Jika kalian pernah membaca kisah MAPAGAMA Februari 2001, kalian pasti sudah dapat bayangan. Serasa di planet lain, dikelilingi tebing-tebing. Ku mendekati bibir kawah dari utara, belerang pun sangat menyengat. Lalu terus lanjut kearah utara, karena ada bendera yang cukup menyita perhatian. Ternyata ini adalah puncak utara, yakni Puncak Kasuser 3369mdpl pukul 6 pagi. Yaitu puncak KASUS Komunitas Pendaki Sisi Utara Gunung Slamet, dengan jalur-jalur Jurangmangu, Gambuhan, Dukuhliwung, Penakir, dan lain-lain.
Hijau: jalur yang ku lalui

Kawah gunung Slamet

Kawah gunung Slamet

Kawah gunung Slamet
Tebing

Kawah gunung Slamet
Bibir kawah gunung Slamet

Puncak Kasuser puncak utara gunung Slamet
Puncak Utara 

Dari puncak utara ke puncak Surono ini terpisah tebing tinggi, mau ga mau ke lembahan lalu naik konvensional lagi. Tiba di puncak 3428 pukul 7, hanya ada 20 orangan pendaki yang semuanya akrab. Ciri khas mendaki saat weekdays ya seperti ini, hanya ada beberapa orang, yang ramah dan hangat. Mereka terheran-heran olehku yang muncul dari sisi lain, padahal kemarin ngecamp nya bareng hahaha. Cerah luarbiasa pagi ini. Langit biru bersih, dan deretan gunung-gunung Jawa Tengah seperti Sindoro-Sumbing, Merbabu, Merapi nampak jelas. Berfoto bersama, dan berjemur berbarengan hahaha.
Kawah gunung Slamet
Puncak Surono diatas sana

Terimakasih Tuhan, telah melancarkan perjalan ku. Bisa tiba di titik tertinggi Jawa Tengah, dan mengeksplorasi di area puncak ini.

Puncak gunung Slamet puncak surono 3428 mdpl

Puncak gunung Slamet puncak surono 3428 mdpl

Puncak gunung Slamet puncak surono 3428 mdpl

In memoriam mapagama
Mengheningkan cipta, mulai.. 

Hingga ku pamit, dan memutuskan turun duluan pukul 07.45. Menuruni perlahan, karena kalau kesandung / terpeleset efeknya tak bisa terbayangkan. Sepanjang perjalanan, ku terpaku di 2 gunung kembar tepat didepanku. Sindoro & Sumbing. Bisakah ku mendakinya tahun ini? Ah semoga sahaja. Plang coklat besar penuh stiker di Plawangan menjadi patokan, dan baru tiba pukul 08.20.

Pukul 08.40 ku sudah kembali ke Pos 7 yang sepi, lautan awannya terlihat sangat indah. Ku packing langsung, sekalian nyemil menghabiskan logistik tuk menjadikan energi. Lagi-lagi, ku menjadi pendaki pertama yang turun hari ini. Meninggalkan pos 7 pukul 10.15, turun dengan ritme cukup cepat.


10.25 di Pos 6, dan 10.45 di Pos 5. Isi air untuk perjalananan turun, dan debitnya tak sebesar kemarin. Cukup banyak yang memutuskan ngecamp disini, karena memang sangat ideal. Selain ada air, dan banyaknya tanah datar membuat kita leluasa memilih tempat tuk buka tenda.

Pukul 11 di Pos 4, karena cerah membuat suasana tak semencekam kemarin. Menuju Pos 3 ku baru menemukan kembali pendaki yang baru naik, semangat mas! Dan pukul 11.20 ku sudah di Pos 3, jaraknya terasa dekat-dekat yaa.

Tepat tengah hari ku mencapai Pos 2, tersisa 2 etape panjang kedepannya. Menuruni dengan ritme tenang dan sabar, juga perlahan karena ransel yang tak mendukung hehe. Tak banyak yang mendaki hari ini, sama seperti kemarin.

12.40 di Pos 1, kabut mulai turun. Mempercepat langkah, sebisaku. Melintasi cemara, mulai terasa lemasnya. Dan memasuki ladang penduduk, hujan pun turun. Ku kira hanya turun kabut / gerimis, taunya pelan tapi pasti berubah deras. Tak ada pilihan lain, selain sedikit berlari. Hingga ku tiba di basecamp Bambangan, pukul 13.20. Total hanya membutuhkan waktu 3 jam untuk turun, hampir 1/2 waktu saat ku naik. Buang sampah, ambil KTP, lurusin kaki, dan bergegas mandi. Basecamp sangat sepi sekali, calon-calon ngojek lagi ini pulangnya.

Opsi pulang yakni ojek 70rb hingga terminal Bobotsari, namun kaki pegel dan kemungkinan kehujanan. Atau mobil namun menunggu orang lagi, sharecost. Dapet 2 orang lagi kakak beradik, dan menunggu lama juga masih belum ada yang turun lagi. Jadinya kita sewa mobil menuju terminal, dengan ongkos 200rb/mobil. Berhasil di nego dengan ongkos 60rb x 3 orang, kita bertiga meninggalkan Bambangan pukul 15.

Setibanya di terminal Bobotsari, kita berpisah. Ku bergegas mencari bus arah Bogor, dan dapet Sinar Jaya seharga 90rb yang 5 menit lagi berangkat. Satset naik bus, dan berangkat meninggalkan terminal pukul 16.20. Selamat tinggal, kawasan plat R. Uniknya bus seluas ini hanya terisi 12 orang saja, ku pun memilih bangku seat 3 di belakang dan langsung tertidur. Istirahat teramat cukup, karena esok langsung kerja kembali. Slamet, si atap Jawa yang sangat bersahabat.


NOTES:
- Jangan memaksakan solo hiking, bila masih ada kawan mu yang bisa diajak
- Baca info sebanyak-banyaknya, dan bertanya sedetail-detailnya tentang gunung yang ingin kamu daki
- Jangan summit kepagian, dingin. 😂


CATATAN WAKTU:
23/5/2016
08.00 Start trekking dari basecamp Bambangan
09.15 Pos 1 Pondok Gembirung 1937
10.15 Pos 2 Pondok Walang 2256
11.30 Pos 3 Pondok Cemara 2510
12.10 Pos 4 Pondok Samaranthu 2688
12.50 Pos 5 Samyang Rangkah 2792
13.30 Pos 6 Samyang Katebonan 2909
14.15 Pos 7 Samyang Kendit 3040

24/5/2016
03.00 Summit attack
03.15 Pos 8 Samyang Jampang 3092
03.30 Plawangan 3172
04.15 Puncak Surono/Puncak Slamet 3428
05.15 Puncak Tenggara
06.00 Puncak Kasuser 3369
07.00 kembali ke Puncak Surono
07.45 Turun
08.40 Pos 7
10.15 Turun dari Pos 7
13.20 Basecamp Bambangan


TRANSPORTASI:
Bogor - Bobotsari (pertigaan Serayu Larangan) : Pahala Kencana 100rb + makan malam
Pertigaan Serayu - Basecamp Bambangan : Ojek 50rb
*katanya kalau sharing sewa mobil bisa kena 35-40rb saja
Basecamp Bambangan - terminal Bobotsari : Elf 60rb
Terminal Bobotsari - Baranangsiang : Sinar Jaya 90rb


SEKIAN~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar