PENDAKIAN GUNUNG CIREMAI VIA LINGGARJATI
MENDAKI 15 JAM DEMI MENGGAPAI CIREMAI 3078
Bahkan tak sampai sebulan, sudah kembali mendaki. Karena ada celah tanggal merah, yang berurutan dengan libur off. Pendakian ini bahkan baru direncanakan H-3, dengan penuh perjudian.
Ciremai memiliki 4 jalur resmi, yakni Linggarjati, Linggasana, Palutungan dari Kuningan. Dan Apuy, dari Majalengka. Kita memilih mendaki via Linggarjati, yang konon katanya jalur terberat Jawa Barat.
RABU 23 MARET 2016
Keputusan bahwa tanggal 25 Maret diliburkan (tanggal merah, wafat Isa Al Masih) baru turun malam tadi, yang artinya jadi mendaki. Total 3 hari off, yakni hari ini, esok, dan tanggal 25. Baru pulang kerja pukul 8 pagi, tiba dirumah langsung prepare dan packing. Tidur pukul 11, dan pukul 12 sudah kembali bangun. Makan siang, mandi, lalu berangkat pukul 13.
Keputusan bahwa tanggal 25 Maret diliburkan (tanggal merah, wafat Isa Al Masih) baru turun malam tadi, yang artinya jadi mendaki. Total 3 hari off, yakni hari ini, esok, dan tanggal 25. Baru pulang kerja pukul 8 pagi, tiba dirumah langsung prepare dan packing. Tidur pukul 11, dan pukul 12 sudah kembali bangun. Makan siang, mandi, lalu berangkat pukul 13.
Setibanya di Meeting Point, yakni terminal Baranang Siang. Kali ini ku mendaki berdua, bersama sohib ditempat kerja yakni Abuzar Gifari. Keliling - keliling tuk mencari bus arah Kuningan, ketemu lah bus nya yakni Luragung : Sahara Pratama. Langsung naik, karena bus mau berangkat. Bus ekonomi, dengan kondisi 1/2 penuh. Dengan ongkos 70rb/orang, bus berangkat pukul 14.30.
Melanjutkan tidur yang tertunda, ditengah bising dan panasnya bus. Memasuki Cikampek yang padat, ini bus malah atraksi -_- Lewat bahu jalan agar lepas dari macet, dan mepet truk dengan jarak 1 meter dengan bumper belakang. Alamat tidur tak nyenyak, berganti doa-doa yang dibacakan dalam hati. Melintasi Cipali dengan ngebut bukan kepalang, namun tak apa lah toh lengang ini. Ngobrol dengan keneknya, minta diturunkan di Linggarjati. Eh dia juga gatau, alhasil kelewat deh 5KM an. Mau tak mau turun, dan kembali naik Luragung lagi ke gang Linggarjatinya.
Tepat pukul 19 kita tiba, dan mampir ke minimarket tuk beli konsumsi pendakian esok.
Kita berdua lanjut ngojek, 15rb untuk jarak 3,5KM. Tak ada gapura khusus, atau jalan naik turun khas kaki gunung. Tiba di Basecamp Linggarjati, sepi. Hanya ada para ranger yang sedang main kartu, dan kebetulan ku kenal bang Jamers relasi dari JTI. Charge HP, istirahatkan badan. Tak ada dingin-dinginnya ini basecamp, dan saat di cek elevasinya hanya 650mdpl. Wew. Ciremai berketinggian 3078mdpl, dan basecamp hanya 650mdpl. 3078-650=2428 atau 2450mdpl, gap elevasi yang akan kita daki esok. Cukup gila memang, ibaratkan mendaki gunung Guntur dari titik 0mdpl saja. Ditambah tak adanya sumber air, tak heran Ciremai via Linggarjati dijuluki jalur terberat se Jawa Barat.
KAMIS 24 MARET 2016
Bangun pukul 3 pagi, bergegas mandi. Ada 2 rombongan lain di basecamp, dan pukul 5 pagi kita sudah ke Pendaftaran. Eh masih tutup ternyata, di ketok-ketok juga tak ada respon. Menunggu beberapa menit tetap nihil, balik lagi ajalah lanjut tidur. Masih penasaran, pukul 7 kita kembali ke Pendaftaran. Eh malah ditolak, minimal bertiga katanya, ciri khas aturan Tamam Nasional Jawa Barat hadeuh. Mana biaya SIMAKSI 50rb, dan mau takmau jadi musafir di rombongan orang.
Bangun pukul 3 pagi, bergegas mandi. Ada 2 rombongan lain di basecamp, dan pukul 5 pagi kita sudah ke Pendaftaran. Eh masih tutup ternyata, di ketok-ketok juga tak ada respon. Menunggu beberapa menit tetap nihil, balik lagi ajalah lanjut tidur. Masih penasaran, pukul 7 kita kembali ke Pendaftaran. Eh malah ditolak, minimal bertiga katanya, ciri khas aturan Tamam Nasional Jawa Barat hadeuh. Mana biaya SIMAKSI 50rb, dan mau takmau jadi musafir di rombongan orang.
Kembali menunggu. Padahal kita sudah memperhitungkan, dengan jarak tempuh yang jauh, perbedaan elevasi yang gila, tak adanya sumber air, dan biaya SIMAKSI yang mahal. Ya kita berencana mendaki sepagi mungkin. Dan, gagal.
Setelah sarapan dan lobi-lobi izin numpang SIMAKSI, kita kembali ke Pendaftaran pukul 08.30. Mengisi surat pernyataan, dan membayar SIMAKSI 50rb. SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) sudah termasuk cemilan, cinderamata, dan sertifikat. Total sekarang ber8, yakni ku, Agi, Toecole, Yanto, Begin, Uze, Sule, dan mang Indra. Akhirnya, setelah drama-drama diawal, kita bisa start mendaki pukul 9 pagi.
Jalan aspal memanjang, melewati rumah dan perkebunan penduduk. Ciremai nampak dari kejauhan. Hah, gunungnya keliatan? Kita benar-benar mendaki dari kuku gunung, bukan kaki. Semakin menanjak, hingga kita tiba di Cibunar 800mdpl pukul 09.20. Pos 1 ini adalah sumber air terakhir, dan minimal perorang membawa 4,5liter.
Pos Cibunar, pintu rimba sekaligus mata air terakhir
Memasuki hutan pinus yang lembab, kemudian berganti ke ilalang yang berkulak kelok. Lebih keatas lagi masih ditemukan ladang penduduk, hingga akhirnya tiba di Pos 2 Leuweung Datar 1100 pukul 10.40. Terus mendaki, ah tak terasa sudah tiba di Pos 3 Kondang Amis 1225mdpl saja. Tanah datar luas disini, cukup untuk puluhan tenda.
7,2KM menjelang Puncak
Ohya posisi kita ini sedang mendaki lewat jalur baru, yang baru dibuka beberapa hari ini. Berpatokan tepat disisi jalur lama, yang terlihat mulai rusak karena terlalu sering terinjak dan terkena hujan. Pukul 11.30 tiba di Pos 4 Pangalap, cukup cepat untuk rombongan yang menerapkan metode trekking santai. Ngebreak nyemil dulu disini, dan mulai trekking lagi nanti tepat tengah hari.
Gila sih jalurnya nanjak terus. Sekalinya ada bonus, pasti didepan sudah ada tanjakan curam menunggu. Hingga pukul 12.40 kita tiba di Pos 5 Kuburan Kuda 1450mdpl, yoi 4 jam trekking baru sampai di elevasi rata-rata basecamp gunung normal XD Gerimis turun perlahan, bongkar Flysheet lanjut ngemie dulu sahaja. Suasana lembab dan turunnya kabut, membuat mager. Namun kita segera cepat sadar, target camp masih jauh diatas sana.
Pukul 14 kita melanjutkan perjalanan. Jalur semakin menanjak, didominasi akar-akaran. Pos 6 Pamerangan 1650mdpl pukul 14.45, terdapat tanah datar cukup luas disini. Pos 7 Tanjakan Bingbin 1725mdpl pukil 15.15, memasuki etape lebih terjal dengan Pos dengan nama-nama tanjakan kedepannya.
Pos 8 Tanjakan Seruni 1825mdpl, aih nanjak poll. Ngopi dulu lah, ngumpulin tenaga lagi kita.
Pos 9 Tanjakan Bapa Tere 2025mdpl, ini sih definisi dengkul ketemu kepala. Tinggi +-5m dengan kemiringan 80°, dengan pijakan akar dan bertumpu di webbing. Tanjakannya dahsyat dah. Terlebih yang membawa ransel full, dijamin gemeter tuh dengkul. Kita tiba disini saat maghrib, trabas terus trekkingnya.
Hingga kita dapet kabar, bahwa mang Toecole lemes dan minta ngebreak. Wajar sih, beliau bawa Tarebbi full dan daypack didepan. Sekalian bongkar Flysheet lagi, gerimis muncul kembali. Masak jengkol balado untuk energi malam ini, sebelum lanjut trekking ditengah gelap. Pukul 21 kita lanjut mendaki, dan 10 menit kemudian tiba di Pos 10 Batu Lingga 2200mdpl. Semangat, 900 meter lagi puncak hahahaha.
Terus mendaki, vegetasi mulai merenggang. Pos 11 Sangga Buana 1 2500mdpl berhasil pukul kita capai pukul 22. Sesekali terdengar deru angin malam, dan malam yang cerah berjuta bintang. Pos 12 Sangga Buana 2 2650mdpl pukul 23. Dingin perlahan mulai menyelimuti, dan jalur berganti batuan terbuka dengan kemiringan 70°. Mendaki punggung terakhir, dengan sisa-sisa tenaga.
JUMAT 25 MARET 2016
00.15 akhirnya, rombongan tiba di pos terakhir yakni Pangasinan 2800mdpl. Kepalang gila, mau bablas ke puncak namun gaada tempat camp ideal. Kita buka tenda disini, single layer metal dengan doa-doa agar tak hujan hahaha.
00.15 akhirnya, rombongan tiba di pos terakhir yakni Pangasinan 2800mdpl. Kepalang gila, mau bablas ke puncak namun gaada tempat camp ideal. Kita buka tenda disini, single layer metal dengan doa-doa agar tak hujan hahaha.
Memaksimalkan sisa waktu, dengan mengistirahatkan tubuh. Pukul 1 pagi kita baru terlelap tibra, karena subuh nanti sudah trekking lagi kita. 15jam total trekking hari ini, dengan rincian 10,5jam mendaki, 4 jam istirahat total, dan 5menit istirahat di tiap pos. Perbedaan elevasi 2150 meter, ditempa jalur-jalur gila Ciremai.
Selamat pagi Ciremai, kita sudah bangun pukul 04.30. 3,5jam tidur, semoga mode 'fast charging' di diri masing-masing berfungsi dengan baik hahaha. Pemandangan subuh yang sangat syahdu. Didepan terlihat gemerlap kota Kuningan dan Cirebon, juga terlihat garis pantai utara Jawa. Di kanan-kiri yakni punggung-punggung terakhir menjelang puncak, dan dibelakang kita yakni etape akhir pendakian menjelang Atap Jawa Barat. Pun langit juga sangat cerah. Diatas masih berjuta bintang, dan rembulan yang dikelilingin pelangi di sekitarnya.
Pukul 5 pagi kita mulai mendaki, jalur terus menanjak dan terbuka. Dan 30menit kemudian kita tiba di puncak Ciremai Linggarjati, menanti sinar jingga yang perlahan muncul dari timur sana. Slamet, Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu, bahkan Lawu yang kecil nampak jelas terlihat dari sini. Pukul 6 kita mulai melipir bibir puncak, searah jarum jam. Dan tiba di puncak utama Ciremai 3078mdpl pukul 6 pagi, rasanya melegakan sekali.
Gunung-gunung Jawa Tengah, tunggu aku...
Gunung-gunung Jawa Barat nampak jelas, seperti PAGUCI di Garut dan pegunungan Bandung. Sekitar 30 pendaki via Apuy maupun Palutungan yang berada di puncak pagi ini. Slogan di plangnya yakni : 'Bigger Stronger Better' seolah mewakili karakter Ciremai. Cuaca terbuka dan cerah, semoga bertahan hingga sore nanti. Dan foto-foto jangan lupa, juga dengan tim rombongan yang tabah sampai akhir ini hahahahaha.
Gunung-gunung Jawa Barat
Tim tabah hingga akhir
Dengan para sponsor XDD
Namun kita berdua izin pamit duluan, karena esok sudah kerja kembali dan mengejar waktu pulang. Duluan ya, terimakasih banyak. Yang tadinya hanya numpang simaksi, malah jadi saudara di pendakian ini.
Pukul 07.45 kita sudah melipir kawah, dan pukul 08.10 sudah tiba di puncakan Linggarjati. Menuruni menuju Pangasinan bekas terbakarnya Ciremai tahun lalu masih sangat terasa, dan tiba pukul 08.45. Packing hayu, karena perjalanan pulang ini sama panjangnya seperti kemarin.
09.15 start turun, perlahan karena jalur bebatuan dan takutnya rawan longsor. Sambil menikmati pemandangan, karena jalur yang masih terbuka. 09.40 di Sangga Buana 2, dan pukul 10 di Sangga Buana 1. Menerapkan 3 menit break disetiap pos, dan selalu menjaga ritme turun.
Mulai memasuki hutan lembab kembali, meski dengkul lemes namun harus tetap semangat hihi. 10.30 di Batu Lingga, dan 11 di Bapa Tere. Pelan-pelan menuruni tanjakan akar nan curam, juga kejam seperti Bapak Tiri. Baru ketemu pendaki yang naik di titik ini, wah kalian cepat juga yaaa?
11.50 di Tanjakan Seruni, bongkar sisa logistik makan siang disini. Ditempat datar dan cukup terbuka, menikmati Elang yang terbang tenang diatas langit kita. 12.10 di Tanjakan Bingbin dan 12.20 di Pamerangan. Mulai sering bertemu pendaki lain. Semangat yaaa semuanyaaa, rasakan apa yang kita rasakan kemarin huahahaha
Sekejam bapak tiri🙃
12.50 di Kuburan Kuda, ritme turun mulai dikebut. Namun kadang ketahan rombongan yang naik, dan seringnya macet ditanjakan. 13.40 di Kandang Amis, wah ramai sekali. Hayu atuh pada naik, ini baru awal dari pendakian sebenarnya loh. Atau mungkin mereka yang santay-santuy ini mendaki 3hari 2malam kali ya? Tapi persediaan air juga harus banyak? Lah biarin aja lah, urusan mereka juga sih hahaha.
Pukul 14 di Leuweung Datar, terus turun dan ilalang juga perkebunan warga menambah motivasi kita. Terdengar deru motor, yang menandakan sebentar lagi tiba. Saat melintasi hutan pinus, hati sudah berbunga-bunga rasanya. Dan pada akhirnya, kita tiba diperadaban yakni pos Cibunar pukul 14.30. 30menit lebih awal dari target, dengan total 5,5 jam menuruni Ciremai. Manajemen air pun tepat, dan kita segera minum sepuasnya disini.
PR terakhir, kita menuruni jalan aspal nan panjang menuju basecamp. Sungguh, jujur aja. Ini sendi yang menghubungkan betis dan paha, rasanya mau copot. Sesekali turun dengan cara mundur agar tak monoton, yang nyatanya sama aja.
Ciremai sudah mulai tertutup kabut tebal, awan mendung perlahan turun. Setibanya di pos Linggarjati pukul 15, lapor SIMAKSI dan sampah yang kita bawa, dapet sertifikat deh kita.
Di basecamp kita langsung bergegas mandi, lalu makan sore. Ngojek turun ke jalan utama, dan baru dapet bus Luragung pulang itu pukul 17.
Diperjalanan pulang, turun hujan dengan intensitas deras. Wah kebayang ya, nasib mereka yang mendaki Ciremai hari ini? Semoga persediaan airnya tercukupi oleh turunnya hujan, hehehe. Hingga kita berpisah, Agi turun di pintu tol Cibinong/Citeureup pukul 21. Ku turun di Baranangsiang, dan finally tiba dirumah pukul 22.
NOTES: Sakit badan dan pegal-pegal kaki baru hilang di H+3 setelah pendakian.
SIMAKSI: 50 ribu
TRANSPORTASI:
Bus Luragung 70rb - Bogor - Kuningan dan sebaliknya
Ojek Linggarjati 15rb
Bus Luragung 70rb - Bogor - Kuningan dan sebaliknya
Ojek Linggarjati 15rb
CATATAN WAKTU:
23/3/16
14.00 Terminal Baranang Siang
19.00 Linggarjati Kuningan
20.00 Basecamp Linggarjati Ciremai 650
24/3/16
09.00 Start mendaki
09.20 Cibunar 850 mata air terakhir
10.40 Leuweng Datar 1100
11.00 Kondang Amis 1225
11.30 Pangalap
12.30 Kuburan Kuda 1450
14.00 Pamerangan 1650
15.15 Tanjakan bingbin 1725
16.30 Tanjakan Seruni 1825
17.30 Tanjakam Bapa Tere 2025
21.10 Batu Lingga 2200
22.00 Sangga Buana 1 2500
23.00 Sangga Buana 2 2650
25/3/16
00.15 Pangasinan 2800
05.00 Summit attack
05.30 Puncak Ciremai Linggarjati
06.00 Puncak Ciremai 3078
07.45 Turun
08.45 Pangasinan
09.15 Start turun
14.30 Cibunar
15.00 Basecamp Linggarjati
16.30 Linggarjati
17.00 Perjalanan bus pulang
21.30 Baranangsiang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar