PENDAKIAN GUNUNG SALAK 1 VIA CIMELATI
MENGGAPAI PUNCAK I GUNUNG SALAK
Puncak Manik 2211 mdpl
18-19 APRIL 2015
Via Cimelati
First time menuju gunung Salak, khususnya Puncak 1 atau biasa disebut puncak Manik yang berketinggian 2211mdpl, pada pertengahan April 2015. Berawal dari ajakan disebuah group Facebook Pendaki Bogor, untuk merayakan ultah salah seorang bernama Erik Fernando, kami yang kala itu memang berniat kesana, langsung contact doi ingin berpartisipasi. Peralatan dan kondisi dirasa cukup, semangat menuju gunung yang tiap hari kami lihat.
Sabtu, 18 April 2015
Hari H pun datang begitu cepat, berangkat sedari pagi menuju Jalan Riau, menuju Basecamp kami, SARGIATA. Sekitar pukul 08.30 pagi kami meninggalkan BaranangSiang, menumpang bus Putra Bahari. Menuju Lido, dengan ongkos 10rb. Tim yang berangkat adalah Deden, Hasan, Solih dan Toke, Rascal team lagi hehe. Terkecuali paketu Dery yang masih sibuk, Deni entah kemana, Chandra Puput yang sibuk mengurusi Acara SAVE OUR CIKURAY Mei nanti. Dan keempat dari kami membawa keril semua. Isi bus lumayan kosong pagi itu, kamipun leluasa becanda dengan bebasnya.
Hari H pun datang begitu cepat, berangkat sedari pagi menuju Jalan Riau, menuju Basecamp kami, SARGIATA. Sekitar pukul 08.30 pagi kami meninggalkan BaranangSiang, menumpang bus Putra Bahari. Menuju Lido, dengan ongkos 10rb. Tim yang berangkat adalah Deden, Hasan, Solih dan Toke, Rascal team lagi hehe. Terkecuali paketu Dery yang masih sibuk, Deni entah kemana, Chandra Puput yang sibuk mengurusi Acara SAVE OUR CIKURAY Mei nanti. Dan keempat dari kami membawa keril semua. Isi bus lumayan kosong pagi itu, kamipun leluasa becanda dengan bebasnya.
Kamipun tiba di meeting point, Lido pukul 09.30, diawal bertemu dengan kang Harun asal Citeureup. Karena motor yang terbatas, Hasan Solih berangkat duluan dengan kang Harun dan kang Erik (yang punya acara) yang baru saja datang. Bertemu dengan rombongan lain, bernama Aziz, pribumi sini yang belum pernak ke Salak. Tak begitu lama, kang Harun dan kang Erik kembali menjemput kami bertiga, menuju kaki gunung Salak.
Tim sudah berkumpul disini, dan setelah siap, kami berombongan (belasan orang kala itu) start trekking pukul 11.30. Awal pendakian melewati rumah-rumah penduduk, berganti jalan aspal menanjak. Dengan kanan kiri perkebunan cabe, tomat, dan kol yang menyejukkan. Tetapi saat melihat kedepan, ujung aspal masih jauh brad, hawa sejuk itupun hilang seketika hahaha. Mana kami berada dibelakang mulu, awal saja fisik sudah keteter huhuhu.
Jalur yang kami lalui bernama Cimelati, katanya sih jalur ilegal, namun tercepat dan banyak peminatnya. Setau saya jalur resmi TNGHS hanya Cidahu di selatan dan Paris reungit, tujuannya sama, ke puncak I Salak. Ada pula jalur Curug Nangka dan Aji Saka dari Ciapus, yang sampai ke puncak II.
Back to the story, kami tiba di pintu rimba tepat tengah hari, dengan total rombongan 14 orang, dan hanya 2 orang yang bawa daypack. Trek awal menanjak dibawah tanah yang licin, cuaca cerah kala itu. Rapat dan melewati pipa-pipa penduduk, diawal memang ada percabangan beberapa. Peluh keringat membasahi kaos kami, kapan sampai di pos 1 ini?
Entahlah, kami tersadar saat tiba di pos 2, dengan tanah lapang yang lumayan luas, pukul 13.30. Tiba-tiba Hasan datang dengan setengah berteriak, "Waa Pacet waa..". Doi agak panik sih, tapi setelah ditaburi garam, pacet lepas dengan sendirinya. Maklum meski fisiknya kuat, doi baru pertama kali kena pacet hehe. 5menit istirahat, lanjut trekking lagi deh.
Semakin menanjak tanpa bonus, trek tanah dan akar menjadi pijakan. Pukul 2 siang sudah di pos 3, dengan sedikit tanah lapang berundak, untuk camp darurat. Istirahat total disini, solat zuhur, isi air, dan atau hanya sekedar lurusin kaki. Kami berempat pun memasak mie, dan sebagian juga ada yang masak untuk makan siang. Makan bersama kala itu, agar lebih erat dan mengakrabkan diri hehe. Urusan perut sudah terisi, packing sudah, yuk lanjut perjalanan pukul 15.00. Sejauh ini tak melihat rombongan naik maupun turun, selain rombongan kami.
Beberapa langkah keatas, tak diduga carrier Aziz ,webbing atasnya putus, diduga beban yang terlalu berat. Bersyukurnya bisa diakali oleh ripet/kabelties, yang dibawa oleh kang Harun. Disini kami belajar, peralatan survival sangat penting disetiap pendakian. Bahkan barang sekecil itupun, bisa menjadi nyawa saat kita berada di alam. Dirasa masalah selesai, lanjut menanjak lagi. Menuju pos 4, agak panjang, dan masih akar yang berliku.
Kamipun tiba di pos 4 pukul 16.30, tak terasa 1,5 jam kami berjalan. Istirahat 5 menit lanjut lagi, dan rombongan mulai terpecah disini. Trek masih sama monoton, dengan tanjakan akar 'to the point' keatas terus. Tak begitu banyak tanah datar selepas pos 3, bahkan penunjuk pos hanya selebaran ketas yang dilaminating, lalu diikat disebatang pohon kala itu. Katanya sih kedepannya jarak antar pos lebih dekat, katanyaaa..
Pos 5 dapat dicapai dengan 1 jam perjalanan atau pukul 17.30, kabut sore mulai tebal menyertai perjalanan kami, dan komposisi tim mulai terpencar. Menuju pos 6 cukup dekat, hanya 30 menit saja. Headlamp dinyalakan, Hasan Solih terlihat cukup drop di pendakian kali ini. Menuju puncak, trek semakin berat. Tanjakan tiada henti, waktu maghrib tiba, kubangan lumpur tak terlihat, dan gerimis yang menemani.
Setelah menerobos beberapa ilalang, akhirnya kami tiba di puncak tertinggi Salak I 2211mdpl. Tepat saat isya tiba, hampir pukul 7 malam. Sekitar 7,5 jam kami berjalan, cukup lama juga ya ternyata, huh. Malam ini cerah, kamipun mengucap syukur tanpa henti bisa berpijak di titik ini. Lurusin kaki dulu, sambil berpikir dan mencari lahan untuk buka tenda. Angin semriwing, seolah mempercepat keringnya keringat yang membasahi tubuh kami. Lumayan penuh kawasan puncak Salak I kali ini, maklum weekend kali yak.
Terdapat dua area untuk buka tenda, area terbuka ini dan disampingnya yang agak ditutupi pepohonan. Kami yang baru pertama kali kesini, mengikuti rombongan saja ikut buka tenda disini, tanpa survey atau kelilig terlebih dahulu. Agak terpisah dengan rombongan, bahkan sedikit menghalangi jalan. Tenda kami berhadapan dengan tenda Aziz dan kang Harun, tenda kap 8 diisi 2 orang . Baru sadar pula kalau patok tak terbawa, bahkan penutup tenda juga ikutan lupa. Beruntung bawa flysheet untuk layer kedua, dan lebar tenda jadi tak maksimal. Gemerlap kota Sukabumi di timur, dan nyala lampu kota Bogor di sisi utara sana. Gede Pangrango nampak jelas, dan gunung Salak II yang nampak berhadapan.
Deden seolah jadi bintang pentas di bidang memasak, dengan ayam dan tempe goreng yang ia masak. Seolah berhasil mengobati lelah kami, membuat suasana kembali ceria. Yang ngakunya drop, yang ngakunya fisik keteter dan lemas sedari tadi, malah yang paling banyak makan hahaha. Jangan lupa berbagi ke tenda sebelah, biar berkah, wa. Urusan perut selesai, langsung meringkuk di sleepingbag. Rasanya nikmat setelah berjalan cukup lama, lurusin kaki lurusin 'cangkeng', dan tidur.
Tepat juga malam ini, malam Anniversary ke 3 saya bersamanya. Puput Sopyan, wanita yang berusaha ikut dalam pendakian ini, tetapi dipaksa kandas. Ya karena belum siap nya fisik, dan tamu bulanan yang datang tepat waktu yeah. Tak apa, gunung tak akan lari, salam nya bakal disampein kok. Taunya tahun ini ia berhasil menggapai puncak II, mendahului kami semua. Hahaha. Tahun lalu di anniversary kedua, kita mendaki bersama. Kisahnya bisa dibaca disini:https://novialanis.blogspot.com/2020/03/gunung-pertamaku-ekspedisi-double.html?m=1
Minggu, 19 April 2015
Tidur lelap full, baru kebangun pukul 5 pagi. Keluar ah, menyapa tetangga, melihat tenda berjejer beragam warna. Beberapa sudah ada yang sibuk merangkai kata, disecarik kertas. Ternyata bukan hanya kami saja yang merayakan kelulusan disini, terlihat ada beberapa siswa SMKN4 juga. Yaa saat itu kami berempat baru saja melaksanakan UN yang selesai Kamis lalu, Jumat prepare, hari ini berangkat deh. Sunrise cerah tanpa awan, ayoo keliling. Sudah penuh juga area camp pepohonan ini, dan kala itu masih ada plang hujau kuning Salak I dari TNGHS.
Tidur lelap full, baru kebangun pukul 5 pagi. Keluar ah, menyapa tetangga, melihat tenda berjejer beragam warna. Beberapa sudah ada yang sibuk merangkai kata, disecarik kertas. Ternyata bukan hanya kami saja yang merayakan kelulusan disini, terlihat ada beberapa siswa SMKN4 juga. Yaa saat itu kami berempat baru saja melaksanakan UN yang selesai Kamis lalu, Jumat prepare, hari ini berangkat deh. Sunrise cerah tanpa awan, ayoo keliling. Sudah penuh juga area camp pepohonan ini, dan kala itu masih ada plang hujau kuning Salak I dari TNGHS.
Ya April 2015 memang belum ada plang hitam besar yang fenomenal, hanya ada plat sederhana yang diikat di sebatang kayu, itu juga bisa dilepas dan dibawa suka-suka. Penanda Pos kuning hitam yang seringnya viral pun belum ada, sangat minim tanda. Terdapat makom mbah Salak juga tepat sedikit dibawah puncak Salak, saat itu kondisinya masih terawat, masih terbalut keramik rapi. Setelah puas berfoto sana sini, dari view GePang hingga Salak II, ayo masak lagi.
Dikolaborasikan dengan tenda sebelah, dengan menu ayam tempe bihun sosis sayur mayur, ah nikmat. Sambil packing pula, agar mudah saat pulangnya. Mencairkan suasana, kembali lah kami berombongan makan bersama. Langit masih biru, kabut belum terlihat, dan beberapa tenda sudah dilipat. Mulai terik berarti mulai sepi, beberapa kelompok sudah turun sejak pukul sembilan pagi. Dilanjut opsih, lumayan dapet 1 trashbag full. Diikat di carrier saya, yang kebetulan tak full pack lagi. Diikat rapia, direkat selotip, semoga tak tumpah ruah, dan semoga berkah, bismillah.
Ritual berfoto bersama rombongan, yang terlihat perkasa karena hampir membawa carrier semua. Kelompok kami yang terakhir turun kala itu, jadi bebas mau berfoto dengan gaya apa saja. Merasa beruntung dapat cuaca secerah ini, sudah hampir pukul 11. Hijaunya Sukabumi dan Bogor, lalu puncak II yang menambah nilai estetika. Berada di puncak tertinggi gunung Salak, adalah pengalaman yang luar biasa bagi saya, dan kami SARGIATA.
Setelah berdoa bersama, kamipun bergegas turun. Tepat pukul 11 siang, melalui jalur yang sama, yaitu Cimelati. Harus hati-hati, beban sampah dan amanah soalnya ada dipunggung saya. Baru berpuluh meter rasanya, sudah terpisah lagi. Pada lari kali yak turunnya, posisi buncit lagi deh. Mau ikut lari juga beban berat, trasbag kena akar sembarang nanti sobek lalu ribet lagi hahaha. 11.15 tiba di pos 6, lanjut saja. 30 menit kemudian sudah di pos 4, pos 5 tak kami sadari terlewat begitu saja.
Perjalanan ke pos 3 berdua sama Aziz di paling belakang, dan seekor lebah yang seolah ikut menemani. Turunan curam dan berliku, dilewati secara perlahan. 1 jam menuruni lereng dan punggungan, akhirnya kami tiba di pos 3 pukul 12.45. Istirahat total disini, isi air, lurusin kaki, dan pergelangan kaki lecet ternyata bung. Makan siang disini, masak mie, membaur, dan larut dalam canda di pos tiga.
Lanjut jalan pukul tiga sore, diposisi belakang lagi kan. Oya sempet tadi ketemu rombongan peziarah, yang menuju makom mbah Salak. Dan pukul 15.30 kami sudah berada di pos dua. Dengkul semakin terasa, lemes brad. Tanah licin dan pipa peralon menandakan kami sudah berada di kaki gunung Salak, alhamdulillah. Dan tepat pukul 4 sore kami sampai di pintu rimba. Sampah lantas dibuang, membuat beban setengahnya berkurang.
Kembali ke peradaban, berjalan di aspal menurun dan berkelok. Menoleh kebelakang, kabut tebal telah menyelimutinya. Kaki dipaksa terus berjalan, melewati perumahan warga. Menuju rumah kang Erik yang punya acara, ternyata msh jauh euy dari pintu rimba. Langkah kami ditemani gerimis, dan pukul 5 petang kami baru tiba. Beberapa kawan sudah berpisah selepas pintu rimba tadi, menyisakan Aziz, kang Harun, Deden Hasan Solih dan saya.
Dijamu waa hahaha, mengisi energi untuk perjalanan pulang nanti, alhamdulillah. Sudah dapat pengalaman baru, teman baru, dan di jamu, menang banyak! Selamat ulang tahun kang Erik Fernando, yang entah keberapa, intinya semakin tua hehe. Diantar doi, temannya, dan kang Harun, kami menuju jalan raya untuk bergegas pulang. Aziz kearah Cigombong, dan kami berlima kearah Bogor. Pukul 6 kami resmi meninggalkan kawasan gunung Salak, dengan angkot, menuju kota Bogor, dan kembali kerumah masing-masing.
Terimakasih kang Erik atas acaranya, dan terimakasih kawan-kawan yang terlibat dalam pendakian kali ini. Belajar tentang pentingnya Survival kit, menjaga mental dan fisik, dan tentang kerendahan hati.
Terimakasih telah menerima kami semua, kami mohon maaf jika kami berbuat salah padaMu. Terimakasih juga telah melancarkan perjalanan kami, pengalaman yang luar biasa. Semoga bisa kembali, kepada ribaanmu, dalam sepimu, dan dalam hutan rapat mu. Menjelajah puncak-puncak mu akan menjadi PR kami kedepannya, dan hingga saat ini telah terwujud. :)
SARAN:
Siapkan sepatu terbaikmu, dengan gaiter juga penting agar terhindar dari pacet.
Packing double, dengan cara sleepingbag dan baju ganti dimasukkan ke keresek yang tahan air agar tidak lembab.
18-4-2015
08.30 Terminal Baranangsiang
09.30 Lido, menunggu dijemput motor
11.30 Start mendaki
13.30 Pos 2 1085
14.00 Pos 3 1270, sumber air, break
16.30 Pos 4 1750
17.30 Pos 5 1900
18.00 Pos 6 1980
19.00 Puncak Salak 1 2211
19-4-2015
11.00 Perjalanan turun
11.15 Pos 6
11.45 Pos 4 (Gasadar kalau pos 5 terlewat)
12.45 Pos 3 break
15.30 Pos 2
16.00 Pintu Rimba
17.00 Rumah kang Erik
18.00 Pulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar