Jumat, 27 Maret 2020


PENDAKIAN GUNUNG PAPANDAYAN VIA CISURUPAN

PAPANDAYAN SELEPAS LEBARAN

H+3 Idul Fitri 1436 H

20-21 Juli 2015


2014-2015 memang jadi kisah-kisah awal pendakian kita, sedang hangat-hangatnya malah. Selepas lebaran, dan keadaan ku yang baru lulus pun langsung dimaksimalkan tuk kembali mendaki. Yuk cekidot.


Senin 20 Juli 2015
Pukul 6 pagi ku sudah standby di stasiun Cilebut, menunggu kereta dari Bogor yang dinaiki keempat kawanku. Anggota yang berangkat yakni Puput, Iki, Hasan, dan kang Rohman. Menuju stasiun Univ. Indonesia, tempat meetingpoint dengan salah satu angkutan pendaki yang kita gunakan jasanya. Setelah bertemu suami istri dengan mobil Xenia nya, dan pukul 8 pagi mobil perlahan meninggalkan Jakarta.

Hamba Allah yang susah difoto ✌️

Lagu-lagu om Iwan Fals, dan brand-brand outdoor jadi obrolan menarik diperjalanan. Diawal cukup lancar, dan kita tak bisa berharap lepas dari macet, apalagi musim mudik seperti ini. Memasuki Garut pukul 13, padat merayap. Mobil terus bergerak kearah tenggara Garut, melewati Guntur dan Cikuray yang puncaknya tertutup awan siang ini. Mendekati Cisurupan, udara dingin khas kaki gunung mulai terasa. Dan digerbangnya, kami membayar simaksi 12.500/hari x 2. Jangan tanya tiket masuk Papandayan yang sekarang, tentu sangat berbeda jauh hahaha.

Pukul 16.20 kita tiba di Camp David, langsung mengisi perut tuk energi mendaki. Dan pukul 17 kita sudah mulai trekking, sedikit dikejar waktu agar tak terlalu malam saat tiba di Pondok Salada. Mendaki Papandayan, gunung yang terbelah. 
Gunung Papandayan

Gunung Papandayan

Gunung Papandayan

Kontur relatif landai, hampir datar diawal. Dikiri nampak puncak Papandayan, didepan terlihat kawah-kawah aktif yang tersebar. Sesekali kita harus mengalah, oleh penambang belerang yang lalulalang motoran. 40 menit berjalan, tiba di pertigaan kearah Hutan Mati dan Pos 2.

Ambil kanan arah Pos 2, sedikit menuruni lembah dan bertemu sungai kecil. Kita bongkar headlamp di titik ini, karena sudah mulai gelap. Terus mendaki lereng, dengan vegetasi tak terlalu rapat. Dan saat tiba ditempat landai, dengan kanan kiri tenda. Artinya kita sudah sampai di camp Pondok Salada 2300, pukul 19 malam. Bergegas buka tenda, karena malam yang semakin dingin. Setelah terpasang, yuk bagi tugas. Setelah makan malam, kita menyempatkan berjalan berkeliling pondok. Suasana kemarau nan berdebu, dingin bak menusuk tulang. Dengan jaminan cerah esok pagi, yang ditandai langit berjuta bintang malam ini. Mulai lelah, kita kembali ke tempat camp. Kencangkan jaket, dan terlelap dalam balutan sleeping bag masing-masing.


Selasa 21 Juli 2015
Tidur rasanya nyenyak sekali, setelah pagi ke siang terjebak pengap di mobil, dan sore ke malam dipakai trekking. Bangun tidur, buka pintu tenda. Lihat langit masih berjuta bintang, namum ditutup lagi karena dingin hahaha. Masak mie kuah di subuh yang cerah, sempurna. Hayu yu menuju Tegal Alun, kita start dari tempat camp pukul 06.45.


Salahnya kita, untuk menuju Tegal Alun dari Pondok Salada itu harusnya bergerak ke barat daya melewati Hutan Mati dulu. Kita malah langsung mendaki bukit yang di timur, jelas treknya terlalu tegak lurus. Hanya rombongam kita berlima yang mendaki lewat sini, tadinya kita ikut rombongan lain namun mereka kembali karema terlalu ' jalur upnormal' katanya. Jalurnya jelas, namun sekitar 70° kemiringannya. Merayap, dan berpegang kepada tumbuhan sekitar adalah cara terbaik di kondisi ini. Syukurnya jua kita bawa webbing, dan jadi gear krusial juga. Hingga kita tiba di puncakan, barulah kita menggunakan metode STOP.
S = Sit yakni duduk sejenak beristirahat
T = Thinking berpikir dan sadari, kita memilih jalan yang salah
O = Observe observasi, membaca keadaan sekitar, dan samakan tempat kita dengan posisi kita dipeta
P = Planning rencanakan jalur mana yang akan kita lalui. Pilihan ada 3 yakni kembali ke jalur upnormal tadi, menyusuri punggungan baru ke arah Pondok Salada, atau tetap lanjut ke Tegal Alun dengan resiko kesorean?


Ilustrasi: merah adalah jalur yang kita lalui, hijau yakni jalur sebenarnya ke arah Tegal Alun, dan kuning jalur menuju puncak Papandayan

Ada bonus saat kita di kondisi seperti ini, yakni pemandangan langka seperti ini :
Puncak gunung Papandayan

Puncak gunung Papandayan
Cikuray yang mengintip

Ciremai nan jauh disana

Kita turun ke lembahan disisi lain, yang kita sadari ini bagian dari Tegal Alun bagian ujung XD Menyusuri punggung kearah ujung, di kanan dan kiri yakni Edelweis yang sangat lebat nan banyak. Ambil beberapa foto, dan semoga tahun-tahun selanjutnya Edelweis di Tegal Alun akan tetap terjaga. Kitapun kembali ke Pondok Salada, dan beristirahat sejenak.
Tegal Alun gunung Papandayan

Tegal Alun gunung Papandayan

Melanjutkan perjalanan sekitar 15menitan, tibalah kita di Hutan Mati gunung Papandayan. Rasanya sekana bukan di bumi. Bebatuan putih, batang pohon yang hitam, dan langit biru yang sangat kontras sekali. Bahkan sesuatu yang mati, tetap memiliki nilai keindahan tersendiri. Eksotis lah pokoknya. Terik mulai terasa, hingga kita kembali ke Camp pukul 10 30.
Hutan Mati gunung Papandayan

Hutan Mati gunung Papandayan

Masak tuk makan siang, lalu kita zuhur secara bergantian. Di Pondok Salada, perihal air memang sangat melimpah. Bahkan ada tukang cilok dan cimol, didekat MCK yang antreannya selalu panjang. Kita jalan-jalan santai kembali sekitar atea camp, hingga bertanya tentang area yang bersinyal yakni dideket tebing arah barat laut. Ohya tadi juga sempet cerita, soal jalur yang kita lewati tadi. Katanya sih itu bernama jalur Panther, yang berbahaya dan rawam babi hutan. NgeSMS Trans Pendaki, dan coba minta dijemput sore ini yang mereka konfirmasi bisa. Dan rencana pulang 2hari lagi pun dibatalkan, kita semua sudah homesick, duh lemah banget ya hahaha. Padahal waktu masih sangat cukup, untuk eksplore Tegal Alun dan Puncak Papandayan. 

Hayu packing wa packing, ransel pun masih teramat berat karena sisa logistik masih cukup banyak. 14.30 kita sudah memulai perjalanan turun, lewat Hutan Mati. Seluas mata memandang, hanya batuan putih, batang hitam, dan langit biru yang terasa terik sekali. 
Hutan Mati gunung Papandayan

Hutan Mati gunung Papandayan
Hareudang hareudang haredang panas panas panas~ 

Terus berjalan, hingga tiba diujung hutan mati. Disuguhi pemandangan yang luarbiasa indah, seluruh spot Papandayan terlihat dari sini. Blok kawah yang menyebar, dan pendaki-pendaki yang terlihat kecil dan mengular dibawah sana. Beserta lautan awan yang menggupal indah didepan sana, dan puncak Papandayan yang megah dikanan kita.


Menuruni jalur berpasir, yang curam dan minim pegangan. Menemukan pertigaan, kekiri arah jalur pendakian dan kanan arah danau. Bertanya ke warga kearah kanan, katanya sih aman. Gaskeun lah, tebing megah seolah mendekati kita. Beberapa kali harus menyeberang sungai belerang yang kecil dan panas, kita pun tak lupa menggunakan buff demi keselamatan. Pukul 15.40 kita sampai di tujuan, yakni danau tersembunyi di gunung Papandayan. Danau sulfatara/vulkanis yang menguning karena proses alami, puas berfoto dan kami tak berani berlama-lama disini.
Danau gunung Papandayan

Danau gunung Papandayan

Turun menyusuri setapak yang ada, terlihat bersebrangan dengan pendaki yang memakai jalur biasa. Dipertengahan kita kembali menyatu dengan jalur umum, dan melanjutkan turun ke basecamp Camp David. Setelah menuruni dan belok sana sini, kita tiba di basecamo pukul 16.30. Bongkar flysheet, masak sisa logistik, mie, dan bergantian mandi. Sekalian kita habiskan semua, sambil menunggu Trans Pendaki yang akan menjemput kita. Kan lega, bila perut sudah terisi, dan sudah bersih nan ganteng lagi. Maghrib pun datang, kitapun trekking kearah parkiran.

Menikmati trekking etape akhir, clingukan sana sini tuk beli souvenir dan oleh-oleh. Sekalian minta keresek, jaga-jaga bakal mabok nih diperjalanan. Hingga pukul 19.30 jemputan sudah datang, dan kita pun memulai perjalanan pulang. Selamat tinggal, gunung Papandayan. Beruntungnya kita, mendakimu saat tiketnya masih manusiawi dan berperikependakian.
✋✋


CATATAN WAKTU
20/7/15
06.00 Stasiun Cilebut
07.00 Universitas Indonesia
16.20 Camp David
17.00 Start trekking
17.40 Pos 2
19.00 Pondok Salada
21/7/15
06.45 summit attack
08.00 puncakan 2500
09.30 Hutan Mati
10.30 Pondok Salada
14.30 turun
15.30 Danau Sulfatara
16.30 Camp David
19.30 Perjalanan Pulang

Rabu, 25 Maret 2020


PENDAKIAN GUNUNG CIKURAY VIA PEMANCAR

SAVE OUR CIKURAY

8-10 MEI 2015


Pendakian Dari Sudut Pandang Panitia Opentrip
Diselenggarakan oleh lagi-lagi organisasi kami, yang anggotanya itu-itu saja, yakni SARGIATA. Sebelumnya kami telah melewati fase rapat, survey initu, dan persiapan yang cukup matang. Namun tetap saja tergolong nekat, karena kami masih remaja dan 'masih hijau' di dunia mountaineering. Melibatkan 43 peserta, dan hanya mengandalkan 11 panitia aktif. Sponsornya yakni PKPU, AKASAKA, DAN TRASHBAG COMMUNITY, dan support dari Pendaki Bogor.


Jumat 8 Mei 2015
4/11 Panitia sudah berangkat duluan ke Garut, tuk mengamankan lapangan. Hari H tiba tak terasa, saking sibuknya. Mepo pertama yakni di basecamp biasa, jalan Riau Baranangsiang. Mengurusi beberapa peserta yang dari Bogor, dan kita baru berangkat menuju Mepo II Kp Rambutan pukul 13. Setelah berkumpul dengan belasan peserta asal Jabodetabek, lalu kita menumpaki bus Karunia Bakti. Menuju Garut, pukul 16 sore.
Mepo III di SPBU Tanjung, pukul 21.30. Ya meponya disini dan tujuan kita gunung Cikuray, bukan gunung Guntur. Bertemu dengan beberapa pendaki asal Bandung, sambil menunggu transportasi ke Pemancar. Transport sudah diurus oleh panitia yang berangkat duluan, ongkosnya masih 40rb kala itu. Kolbun baru berangkat pukul 23, menembus kota dan kaki gunung Cikuray.


Sabtu 9 Mei 2015
Dini hari kita tiba di Pemancar 1500mdpl, disisi barat laut gunung Cikuray.  Beberapa peserta sudah buka tenda untuk tidur, beberapa lagi tidur di warung. Namun panitia disibukkan dengan kedatangan rombongan SMAPALA 19 orang yang motoran dari Cirebon, dan minta dijemput di Dayeuh Manggung. Curcol sedikit, karena diriku sebagai Bendahara dan CP maka dibawa lah HP ku tuk komunikasi oleh tim yang jemput. Dan hilang diperjalanan kembali kearah Pemancar, karena posisi HP di kantong dan terguncang-guncang di jalan makadam dan jatuh. Bukan sayang HP nya karena Nokia jadul, namun sedang dalam proses menunggu panggilan kerja huhuhu.
Pos Pemancar gunung cikuray

Pos Pemancar gunung cikuray

Pagi hari tiba dengan cepat, 3 panitia sudah berangkat sedari subuh tuk nge advance buka tenda di Pos6. Semangat pagi! Kita selfie ria didepan banner SOC, dengan background kebun teh luas nan hijau. Dibagi beberapa kloter, dan ku kebagian di kloter akhir yang berangkat tepat pukul 8 pagi. Ohya isi air yang banyak disini, karena kedepannya tidak ada sumber air lagi.

Pos Pemancar gunung cikuray

 Melewati perkebunan teh diawal, menikmati awal hari yang cerah. Langsung disuguhkan dengan beberapa tanjakan yakni tanjakan Cihuy, Ambing, Wakwaw, dan Sakti. Bahkan belum pintu rimba pun, sudah 4 tanjakan kita lahap. Hutan Cikuray hampir mirip gunung Salak Cimelati, yang didominasi tanjakan dengan akar-akar telanjang.




10.45 kita sudah tiba di Pos 2 1950mdpl, berupa sepetak tanah kecil yang hanya cukup untuk 1 tenda. Pos 2 menuju Pos 3 adalah jarak terjauh, dan sepanjang perjalanan pun terlihat sampah cukup banyak. Ya kita mengadakan acara ini, karena kala itu Cikuray konon katanya masuk nominasi gunung terkotor seJawa Barat. Setelah melewati tanjakan 'Sanghiang Taraje', kita tiba di Pos 3 2200 mdpl pukul 11.50.

Pos 3 cukup luas, bisa beberapa tenda dan beberapa rombongan memutuskan makan siang disini. Kedepannya terus menanjak, mendaki badan gunung. Ada sedikit trouble di Puput, yang kakinya agak terasa sakit dan minta dipijat. Sedikit membuat waktu lebih lama, namun tak apa. Pos 4 2300mdpl pukul 12.45, dan mencapai Pos 5 2410mdpl di 15 menit kemudian. Ayo semangat!!! Bentar lagi kita tiba di tempat camp.



Akhirnya pukul 13.30 kita tiba di Pos 6 2500mdpl atau puncak bayangannya gunung Cikuray. Karena Pos 6 tepat berada di puncak punggungan, dan tersisa 1 punggungan terakhir menuju puncak. Tenda panitia dan peserta sudah berjejer rapi, sedang pada sibuk memasak bahkan sudah ada yang tidur lagi hahaha. Hujan perlahan turun, beruntung kita tiba diwaktu yang tepat. Bercanda ria, sambil menunggu masakan matang. Setelah makan sore, beberapa tidur sesaat dan baru bangun menjelang maghrib. Kegiatan ya hanya ngobrol - ngobrol, dan evaluasi hasil pendakian di hari pertama ini.


Minggu 10 Mei 2015
03.30 alarm berdering cukup keras, dan membangunkan kami satu persatu. Bergegas membuat minuman hangat, cuaca berkabut menyelimuti dini hari ini. Membangunkan peserta, hayu 'summit attack' bareng hayu. Sedikit ada miss communication, yakni ada kabar beberap peserta yang memutuskan summit duluan. Syukurnya kita dibantu a Iki dari PB Kota, yang bergegas menyusul peserta. Dan bersama kita mendaki puncak pukul 05.40, diawali trek yang semakin menanjak memasuki leher gunung. 06.40 di Pos 7 dan tepat pukul 7 kita bersamaan tiba di puncak Gunung Cikuray 2821 mdpl.
Puncak gunung Cikuray 2821 mdpl

Puncak gunung Cikuray 2821 mdpl

Cuaca sangat cerah, bersih seluas mata memandang. Ciremai di timur sana, Guntur yang seolah dekat, dan Papandayan yang terbelah. Katanya sih ketinggian Cikuray itu 2818, namun kalau kita naik ke atap bangunannya barulah afdol 2821mdpl. Tapi tetap kita harus menjunjung tinggi attitude, dan harus bisa memposisikan diri karena kita itu panitia. Kondisi ramai sekali, weekend ditambah opentrip kita ya makin padat sahaja. Foto-foto juga minim lapak, lagipula kita sibuk mengawasi peserta. Kita berkeliling, kita ceremony kecil-kecilan dulu yuk.
Puncak gunung Cikuray


Ceremony diawali pembukaan oleh Hasan, sebagai ketua pelaksanaa. Dilanjut penyerahan Trashbag berlogo TC oleh kang Bonteng ke beberapa perwakilan, beliau ketua TC kala itu. Simbolis penyerahan ke a Iki pengurus Pendaki Bogor korwil Kota, Shogo Matsuda sebagai perwakilan dari Jepang, Rizki dari PGI JaBar, dan SMAPALA. Berlanjut ke tanda tangan di spanduk 'Gunung Bukan Tempat Sampah', di banner berukuran 3x1. Berfoto bersama dengan banner AKASAKA, Trashbag Community, Pendaki Bogor, dan Sargiata, ditambah panitia yang kompak memakai seragam PKPU menjadi dokumentasi yang tak terlupakan. 
Setelahnya kita melakukan opsih sekitar area puncak, dan sayangnya tak sempat mengecat bangunannya karena keterbatasan waktu.
Opsih di Puncak gunung Cikuray




Puncak gunung Cikuray

Puncak gunung Cikuray 2821 mdpl



Opsih di puncak gunung Cikuray


08.30 kita memulai perjalanan turun, dan tiba di camp Pos 6 pukil 09.10. Membagi 3 tugas, yakni yang masak, packing, dan opsih. Kita makan dengan lahap, karena perjalanan turun membutuhkan energi ekstra juga. Hasil opsih pun cukup banyak, karena sebagian trashbag sudah terisi penuh disini. Sekiranya semua sudah rapi, beberapa panitia termasuk saya turun duluan pukul 11.45.
Opsih gunung Cikuray

Opsih gunung Cikuray

Opsih gunung Cikuray

Porter kita tercinta❤️

Perjalanan turun gunung cukup cepat, dan catatan waktu tak begitu tepat karena HP ku satu-satunya si Nokia jadul hilang dini hari kemarin. Tak ingat posnya, karena tak ada tanda spesifik seperti plang ataupun bangunan. Tau-tau kita keluar pintu rimba aja, dan tiba di pos Pemancar pukul 14. Sempat sedikit ada trouble, yakni 3 peserta yang terakhir turun kerepotan karena trashbagnya sobek dan sampahnya kembali berserakan. Namun syukurnya bisa dicover oleh tim penyapu.

Panitia bergegas naik lagi, dan menunggu di pertengahan Pemancar-Pintu rimba kalau-kalau ada peserta yang sudah tidak kuat. Tugas memback up pun lancar, karena peserta penuh tanggung jawab membawa diri, alat, dan sampahnya sendiri. Hingga semuanya sudah turun, pukul 16. Kegiatan SAVE OUR CIKURAY ini pun berhasil membawa turun 40 trashbag dari gunung Cikuray, semoga kontribusi kita bisa membersihkan sebagian sampah di gunung kala itu. Lestari alamku!
Opsih gunung Cikuray

Sayangnya beberapa peserta yang turun duluan, memutuskan langsung pulang. Karena menunggu peserta lain yang kelamaan, dan mengejar waktu Senin esok. Acara doorprize pun terus berlanjut di Pemancar, dan total 7 sendal dari sponsor kita AKASAKA diberikan dengan cara dikocok. Resmi bubaran disini, dan rasanya lega sekali. Memang beban sebenarnya sudab lepas sedari pukul 14 saat kita tiba di Pemancar, namun beban tanggungjawab baru lepas seutuhnya sekarang.



Tim SMAPALA langsung pamit karena motoran dan paling jauh, dan tim Jabodetabek-Bandung masih menunggu transportasi yang sedang diurus.

Sayonara sayonara sampi berjumpa pula...

Dan kita memulai perjalanan turun pukul 17.30, yakni perpisahan karena panitia mau melanjutkan kearah rumah nenek Dery dulu dan menginap semalam disana di daerah Pasir Limus.

Kami dari pihak panitia, memohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada kesalahan kata, manajemen, dan tingkah laku yang kurang berkenan. Karena kita masih sama-sama belajar, mencintai gunung dan alam semesta. 

Pelajaran yang bisa kami ambil, yakni terlalu besar resiko mengadakan opentrip bila kita tidak siap, terlebih sebagian besar dari panitia masih pemula. Beruntungnya niat baik kita opsih di gunung Cikuray, seakan diberi kelancaran dan diberi kemudahan. Keuntungannya pun tak besar, karena kita memang tak mengejar itu.
Salam dari kami, SARGIATA Sahabat Rimba Penggiat Alam.