Sabtu, 21 Maret 2020

PENDAKIAN GUNUNG MERBABU VIA WEKAS - SELO

MERBABU MERINDU, DAN KITA YANG MENGINGKARI MERAPI

MERBABU 3142MDPL BERSAMA JEJAK TRAVELERS INDONESIA

Lintas jalur WEKAS-SELO

18-22 DESEMBER 2014


Saran: dibaca sambil denger lagu Payung Teduh-Untuk perempuan yang sedang dalam pelukan.

Kami yang masih berstatus pelajar, memang sedari lama memimpikan ekspedisi ke Jawa Tengah. Survey gunung sana-sini, yang pada akhirnya jatuh pada pilihan Merbabu dan Merapi. Dan secara kebetulan perhatian kami tertuju untuk naik bareng bersama Jejak Travelers Indonesia, disebuah forum diskusi group pendaki di Facebook. Ayo nabung!


KAMIS 18 DESEMBER 2014
Hari H pun tiba, setelah hari-hari sebelumnya selalu debat alot tentang anggota kami yang ikut, dan dana yang pas-pasan. Packing entah dari beberapa hari yang lalu, sangat excited deh pendakian kali ini. Yang akhirnya tim BABEH/SARGIATA yang berangkat yaitu Dery Deden Chandra Hasan Solih Putsop dan Rizki.
Seperti biasa kumpul dulu di markas Riau street sejak pagi, packing ulang dulu. Coba bikin project film pula dan memang sudah diniatkan, camdig pun bawa 2. 

Tengah hari kami berangkat menuju Terminal KP.Rambutan, tempat meeting point bersama JTI. Gerimis menyertai kedatangan kami, dan disambut kenek bus 'S*NTOSO' yang sangat rese. Tapi ambil positifnya, Solih yang jadi sasaran, dan jadi bahan candaan diperjalanan kali ini. Tak butuh waktu lama untuk menemukan rombongan JTI, yang terdiri dari beberapa pendaki sekitaran JABODETABEK, sekitar 18 orang. Membaur satu sama lain hingga sore, dan bus HANDOYO pun membawa kami menuju tempat tujuan pertama, Magelang.


JUMAT 19 DESEMBER 2016
Pagi ini disambut oleh si kembar, Sindoro dan Sumbing, yang awalnya kami kira itu Merbabu dan Merapi hehe. 07.30 pagi kami tiba di Terminal Tidar, Magelang. Bergabung dengan rombongan dari Jogja, semakin banyak dan semakin hangat deh. Membaur, dan pukul 08.40 berangkat menuju desa Wekas dengan 2 angkot yang kami carter, anggota berjumlah sekitar 24 orang. Berhenti sebentar disebuah pasar entah apa namanya, pelajar mah ga belanja coy hahaha. inget, hemat!
Gunung Merbabu mempunyai banyak Jalur, seperti Chuntel, Kopeng, Thekelan, Wekas, Selo, Suwanting, dan baru-baru ini ada lagi jalur Grenden. Tapi kami hanya mengikuti itenerary yang sudah ada, yaitu naik melalui Wekas dan turun jalur Selo, dengan opsi esoknya sudah bisa summit Merapi.
Terminal tidar Magelang

Pagi ini terbilang cerah, memasuki beberapa tanjakan yang menandakan kami sudah masuk kaki gunung. Semakin tinggi dan tanjakan semakin terjal, bahkan terkadang kami harus turun dahulu untuk meringankan beban angkot, sambil nyemil kerupuk sama ka Ontet yang bikin amandel kambuh hehe. Tiba di basecamp Wekas pukul 10.30, istirahat dan prepare ulang. Solat Jumat tentu jangan lupa, dengan khutbah yang tak kami mengerti bahasanya, menambah kesan unik kali ini. Cuaca berubah menjadi gerimis yang awet, baru naik aja udah hujan-hujanan huhu.

Start trekking pukul 1 siang, setelah acara perkenalan yang begitu singkat namun menyatukan. 'Puncak 5KM', plang itu yang membuat kami semangat karena 5KM jarak yang tak terlalu jauh. 
Plang dan orang ngeselin: hahaha
Wekas
Gerimis setia menemani perjalanan kami, trek awal melewati perumahan dan ladang penduduk. Perlahan memasuki hutan, tanah basah, cemara dan pinus yang menemani. Trek tanah menanjak yang licin, kami harus berhati-hati dalam berpijak.

14.30 atau 90 menit trekking akhirnya kami tiba di pos1 jalur Wekas, hanya ada sedikit lahan kosong dan pohon tumbang untuk alas duduk. Lanjut jalan lagi, semakin menanjak tentunya. Di trek kita bisa melihat jelas pipa air penduduk yang terbentang disisi kanan jalur. Mendekati pos 2 trek berubah melandai, dan semacam lembahan gitu deh.

Pukul 5 sore kami baru tiba di pos 2, lembahan terbuka dengan kanan kiri punggungan barat dan utara gunung Merbabu. Cuaca masih gerimis manja, aktifitas masak mie makan sore dan isi air. Menunggu magrib dengan menyantap mie kuah di nesting, ya 1 nesting mie dimakan bergantian dengan 7orang hehe.
Pos 2 jalur wekas
18.30 malam kami melanjutkan perjalanan, dengan hujan masih mengguyur Merbabu. Terjal dan bebatuan, perlahan terbuka memasuki punggungan. Sesekali angin semriwing lewat, Edelweis pun mulai terlihat. Sargiata berada didepan bersama ranger, untuk menambah motivasi, dan yang lain masih berjalan santai dibelakang. Angin kencang kembali menerpa saat mendekati tempat camp, tetap tabah dan kuatkan mental.

Dan perjuangan hari ini selesai, 20.30 kami tiba di tempat camp. Lembahan kecil di pertigaan jalur Thekelan, Wekas dan Puncak. Beruntung gerimis sudah reda, lanjut buka tenda, lalu masak. Sebagian rombongan langsung tidur, tetapi kami memutuskan untuk masak dulu, karena minimnya karbohidrat yan masuk ke perut hari ini. Lanjut tidur sekitar pukul 10 malam, hari yang panjang ini pun selesai.


SABTU 20 DESEMBER 2014
Terbangun pukul 5 pagi karena alarm yang disetel, dan ramainya rombogan kami yang sudah bangun. Saat keluar tenda, viewnya luar biasa cuy. Cerah pagi ini, terlihat gunung Andong yang imut, diikuti si kembar Sindoro Sumbing yang gagah. Foto-foto banyak disini, view eksklusif soalnya hehe. Disebelah kiri terlihat pungungan yang dipenuhi Edelweis, dan dikanan terlihat puncak Pemancar, salah satu dari 7 puncak Merbabu.


Packing sambil dihibur goyang dumang, jir gokil siah, dan sangat disayangkan sekarang dokumentasinya entah kemana. Pukul 9 pagi rombogan bersiap melanjutkan perjalanan, kabut tebal bahkan sudah menyelimuti sepagi ini. Terjal pastinya, 1/2 jam kami sudah tiba di punggungan puncak. Sayangnya kabut tebal menutupi penglihatan kami, hanya berjalan saja dengan sesekali mencium aroma belerang disisi kiri lereng kawah.
Pukul 10 kami tiba di puncak Geger Sapi 2967mdpl, dinamakan Geger Sapi karena katanya puncaknya mirip sapi (masa sih pak?). Masih naik turun bukit, dan pukul 10.30 tiba di pertigaan. Keatas menuju puncak Syarif dan kebawah lanjut menyusuri lereng. Kata rangernya sih paling hanya 15menit bulak balik ke Syarif, dan kebetulan kami paling depan, ya mampir saja dengan barang dititipkan di pertigaan.
Puncak Geger sapi gunung merbabu
Puncak Syarif 3119mdpl berhasil kami gapai, terimakasih Tuhan. Sangat disayangkan plang-plang sepanjang perjalanan sangat dipenuhi coretan tangan jahil, budaya buruk kita yang masih bertahan. Lanjut turun dan bergabung bersama rombongan lainnya, mereka tak naik ke Syarif, dan lebih memilih melanjutkan perjalanan. Bersama menaiki terjalnya batu punggungan puncak, dengan cuaca berkabut gerimis seperti ini.
Setelah puncak Syarif, masih ada 1 puncak lagi yaitu puncak OndoRante. Entah mengapa dinamakana itu, mungkin mirip rante (masa sih pak) (2). Tak kami lewati karena dirasa terjal dan memakan waktu lama, cuaca masih gerimis kabut pula, berbahaya katanya.
Puncak syarif

Melanjutkan perjalanan, dan pada akhirnya kami tiba di tempat, yang dari sebelumnya sudah kami khawatirkan, yaitu 'Jembatan Setan'. Sebuah jalan selebar >30cm dengan panjang kurang lebih 5m, dengan kanan punggungan bebatuan dan kiri jurang. Tetap tenang, konsentrasi, dan doa. Kami dan rombongan dengan baik melaluinya, alhamdulillah. Lanjut menyusuri lereng lagi, dan melipir kiri.
Jembatan setan gunung merbabu
Memang ada beberapa persepsi tentang 'Jembatan Setan' gunung Merbabu, yaitu yang saya ceritakan ini. Dan satu lagi jembatan sebelum Geger Sapi tadi, jembatan yang kanan kiri jurang, tetapi tetap masih dengan batas aman. Tapi kalau ada angin kencang ya, ngeri juga jon!
Jembatan setan versi menjelang Geger Sapi:
Menjelang Kenteng Songo:
Jalur makin gila sekarang, tanjakan bebatuan licin menuju Kenteng Songo. Pelan-pelan saja, yang penting selamat. Dihantam tanjakan super lagi, tetapi trek batu berubah menjadi tanah licin. Webbing dikeluarkan disini, untuk mengantisipasi keadaan. Dan pada akhirnya, setelah ditarik dengan webbing yang agak didramatisir. Kami semua tiba di puncak Kenteng Songo 3142mdpl pukul 11.30 siang, bersyukur sekali rasanya.
Touchdown haha
Puncak Kenteng Songo
Puncak Kenteng Songo

Siang di puncak Kenteng Songo Merbabu, kabut tebal masih setia menyelimuti. Terlihat diseberang sana puncak Trianggulasi, puncak tertingginya gunung ini. Terdapat 4 batu berlubang(kenteng) yang bisa kita lihat, berfungsi sebagai sumber air dimusim hujan. Mitosnya hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat total 9 kenteng ini, ketemu 4 kenteng aja udah syukur pak, apalagi 9.
Hujan malah semakin deras, buka flysheet dan beristirahat sejenak disini. Lanjut masak mie, dan salah satu anggota kami, Putsop mengalami gejala hipotermia. Ranger dan rombongan lain bergegas membantu, cepat tanggap mengatasinya. Dipakaikan beberapa jaket, air hangat dimasukkan ke botol dan diolesi keseluruh badan yang dingin. Ranger dan senior yang beraksi, sementara kami hanya memegang flysheet, memasak air, dan bahkan keliling-keliling pake ponco :d

Tetapi kejadian itu malah membuat kami semakin erat, karena sedari tadi masi malu-malu hehe. Canda tawa pecah dibawah flysheet beratap guyuran hujan, dingin berhasil dikalahkan dengan kebersamaan. Perlahan mereda, dan kabut yang mulai menyusut. Merapi perlahan menampakkan dirinya, dan sabana-sabana jalur Selo terlihat begitu indah.
Puncak Kenteng Songo

Setelah makan siang seadanya dan diganjal dengan beberapa cemilan, kamipun bersiap turun. Memang terlalu beresiko berdiam di puncak dengan cuaca seperti ini, kamipun melanjutkan turun pukul 3 sore. Puncak Trianggulasi tak sempat kami datangi, padahal hanya 5 menit dari Kenteng Songo huhu. Turunan curam menuntun kami perlahan, dengan tanah yang gembur sehabis hujan. View PHP terlihat dekat namun jauh saat melangkah, yang kami rasakan saat perjalanan turun.

Pukul 4 sore kami tiba di Sabana II, sabana yang teramat luas, hijau berembun sejauh mata memandang. Sangat terbuka, terdapat beberapa pohon disisinya, tempat favorit untuk buka tenda. Lanjut turun dengan trek landai, dan tiba di Sabana I pukul 5 sore. Rombongan memutuskan kembali camp disini, karena gerimis yang selalu mengikuti dan hari yang mulai petang. Ya maksimalkan menampung air lewat flysheet, stok air kami semakin menipis.

Masak, bercanda sambil istirahat. Ya candaan khas PO bis yang rese di Rambutan kemarin, seakan tak ada habisnya. Tak banyak tingkah malam ini, kami tidur dengan nyenyaknya. Meski harapan mendaki Merapi mulai pupus, karena sudah tak ada waktu, dan cuaca yang seperti ini.


MINGGU 21 DESEMBER 2014
Saya pribadi tak bisa tidur karena sleepingbag yang kebasahan, hanya melamun dan sesekali mendengar obrolan pendaki yang sedang persiapan summit. Pukul 5 pagi sudah bangun semua, menikmati sunrise di Sabana I. Terlihat didepan mata, gunung Merapi. Dan di timur, gunung Lawu dari kejauhan. Disisi barat terlihat si 3S (Sumbing Sindoro Slamet), dan punggungan Merbabu yang begitu indah. Hijau nan penuh Sabana, dengan jalur berundak ke titik tertingginya.
Sabana 1 gunung merbabu

Sabana 1 gunung merbabu
Jemur baju, jemur peralatan, dan lanjut masak kembali. Sebagian opsih, dan packing. Berkumpul kembali bersama rombongan lainnya, lautan awan menyambut kami pagi ini. Berfoto bersama semuanya, untuk dokumentasi. Ya sadar kebersamaan ini akan segera berakhir, kami bergegas turun pukul 10 siang.
Tetap curam dan masih terbuka, dan kami tiba di pos Batu Tulis 1 jam kemudian. Trek perlahan memasuki hutan, dan turun terasa begitu cepat. Jarak antar pos pun tak terlalu jauh, dengan medan agak landai dan tanah normal.

Tiba di pos 3 pukul 11.15, lanjut tak ada istirahat. 11.40 saja sudah di pos 2. Dan tepat tengah hari kami berada di pos1. Kehausan intinya, karena diperjalanan turun saya tak sempat minum. Melewati pinus khas kaki gunung, akhirnya kami tiba di basecamp Selo tepat pukul 1 siang. Foto dulu di plang iconicnya hehe, dan lanjut ke basecamp untuk istirahat. 
Basecamp selo gunung merbabu

Basecamp selo gunung merbabu

Basecamp selo gunung merbabu
Penghabisan logistik, makan besar dibasecamp. Management logistik sudah matang padahal, namun ya memang belum waktunya ke Merapi huhuhu. Mandi bebersih deh intinya meski airnya dingin sekali, 3hari gamandi waa piraku. Kamipun bergegas ke terminal, meninggalkan Selo,kaki Merbabu.

Keputusan tak jadi mendaki Merapi, karena memang sudah tidak ada waktu. Karena kejadian Hipotermia di Kenteng Songo, yang menyebabkan kita menambah hari di Merbabu. Merapi, maafkan kami yang mengingkari Mu. 

Kamipun tiba di terminal pukul 6 sore, entah terminal apa saya lupa namanya hehe. Menumpak bus Damri, kamipun langsung terlelap semua.

SENIN 22 DESEMBER 2014
Sempat dibangunkan untuk makan malam, sudah makan lanjut bobo lagi. Pagi ini sudah di Pantura lagi, dan rombongan perlahan mulai berpisah. Kami SARGIATA turun di pasar Rebo, pamit meninggalkan rombongan yang tersisa. Ya pukul 2 siang kami kembali ke rumah, kota Bogor. Menuju markas lagi, rumah Deden. Dan kembali menuju rumah masing-masing.
The end.


Dan ini adalah kami, yang tadinya tak saling mengenal, disatukan di salah satu gunung terindah tanah Jawa.
Bang Hilman, teh Ontet, teh Mala, teh Izul, teh Fhiya, Firka, Abay, Botak, Hendrik, Kemal, Ian, mas Amat, mas Jabrik, mas Kiting, mas Umam, bang Kemoy, Dery, Deden, Solih, Chandra, Hasan, Puput dan saya.

Terimakasih semuanya, kenek bus ngeselin, kabut dan gerimis Merbabu, dan para Sabana yang teramat indah. Bangga pernah mendaki bersama kalian, terutama JEJAK TRAVELERS INDONESIA.
Dan Merapi, semoga kau tetap tenang, seperti ini. Semoga akhir tahun ini bisa menyapa mu kembali 
7 puncak gunung Merbabu:
1. Watu gubuk 2729mdpl
2. Watu Tulis (pemancar) 2920mdpl
3. Geger Sapi 2967mdpl
4. Puncak Syarif 3119mdpl
5. Puncak Ondorante 3112
6. Puncak Kenteng Songo 3140mdpl
7. Puncak Trianggulasi 3142mdpl
*berhasil mendaki 3 dari 7
*diolah dari berbagai sumber
*mohon maaf bila ada kesalahan nama, nama tempat, dan altitude puncak. Kisah 2014 lalu jadi sulit untuk mengingat detailnya :)

CATATAN PENDAKIAN
19-12-14
13.00-14.30 Wekas - Pos 1
14.30-17.00 Pos 1 - Pos 2
18.30-20.30 Pos2 - Tempat Camp sebelum pertigaan jalur Thekelan/Cuntel-Wekas-Puncak
20-12-14
09.00-10.00 Camp - Gegersapi
10.00-10.45 Gegersapi - Puncak Syarif
10.45-11.30 Puncak Syarif - Jembatan Setan - Puncak Kenteng Songo
15.00-16.00 Kenteng songo - Sabana II
16.00-17.00 Sabana II - Sabana I camp
21-12-14
10.00-11.00 Sabana I - Batu tulis
11.00-11.15 Batu tulis - Pos 3
11.15-11.40 Pos 3 - Pos 2
11.40-12.00 Pos 2 - Pos1
12.00-13.00 Pos 1 - Basecamp Selo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar