Minggu, 21 Juni 2020

PENDAKIAN GUNUNG MERAPI VIA SELO
EKSPEDISI MML : MALIOBORO MERAPI & LAWU

SOLO HIKING : 18 JAM TERJEBAK BADAI DI GUNUNG MERAPI

28 DESEMBER 2016 - 2 JANUARI 2017





Gunung Merapi memiliki ketinggian 2.930 mdpl, dan terletak di bagian tengah Pulau Jawa, juga merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara.

Setau ku, jalur pendakian resmi gunung Merapi yakni ada 2. Pertama jalur Selo dari utara, Boyolali. Dan kedua dari desa Sapuangin dari sisi tenggara, Klaten.


RABU 28 DESEMBER 

Sepulang kerja ku pukul 17, lanjut bergegas mandi dan rapi-rapi. Ransel Consina Horseshoebend 90+10 ku cukup terisi sesak, ditambah bodypack Consina Dekko ku yang berkapasitas 10liter juga penuh. Ku diantar Bokap ke Stasiun Bogor, dan tiba saat maghrib. Diawali dengan antre di loket, sambil menahan beban ransel fullpack +-15menitan dengan cuaca yang cukup panas. Keringat segera membasahi tubuh, njir kenapa ga naik dari Cilebut aja ya?! Commuter pun bergegas berangkat, dan ku resmi meninggalkan Bogor dalam beberapa hari kedepan.

Setelah turun naik commuter di beberapa stasiun, ku pun tiba di Stasiun Pasar Senen pukul 21. Keluar area commuter dan menyebrang ke area Lokomotif, mengikuti puluhan orang yang berpenampilan mudik akhir tahun. Ku yang baru pertama 'nyepur' jarak jauh ini, dan seorang diri, sedikit kebingungan. Ku bertanya ke rombongan yang beransel juga, dan diarahkan tuk cetak tiket terlebih dahulu. Antrean menuju kereta ku : Progo, sudah dibuka. Menunggu kereta datang di peron, sambil menikmati stasiun Senen yang bersih dan tertata rapi. Hingga kereta datang, dan ku berhasil menemukan bangku reservasi ku. Kereta Progo relasi Pasar Senen - Lempuyangan pun berangkat pukul 22.30, dan tak butuh waktu lama untuk ku terlelap dalam mimpi.


KAMIS 29 DESEMBER

Ku baru terbangun lagi sekitar pukul 4 pagi di Purwokerto, kereta sempat berhenti di beberapa stasiun tapi ku tak begitu menyadarinya. Buff yang basah, menjadi indikator nyenyaknya tidurku malam tadi XD  Pukul 06.55 pagi, ku pun tiba di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Diluar stasiun, ku selalu menyapa dan bertanya tujuan kepada mereka yang beransel tinggi. Nihil, tak ada yang sama. Rata-rata mendaki Merbabu via Wekas dan Kopeng, tak ada yang berniat mendaki via Selo.

Sesuai rencana, diawali berjalan +-1KM  kearah timur menuju jalan Malioboro. Menikmati momen nostalgia, karena ini kunjungan ku ke Jogja yang ketiga. Berfoto dan berdiam didekat plang 'Malioboro' yang legendaris, waktu singkat yang akan kukenang. Sekarang ku berjalan 700m kearah Tugu Jogja, selamat pagi kota budaya! Ku bertanya soal transportasi menuju Selo, Merapi. Setelah dirasa cukup, kita lanjutkan perjalanan lagi.

Jalan Malioboro
Tujuan pertama : Malioboro

Tugu Yogyakarta
Tugu Jogja

Sebenarnya cukup rumit menuju Selo - Boyolali bila dari Jogja, dan rata-rata memulainya lebih enak via Solo. Terdapat 2 pilihan, yakni dari sisi timur dan sisi barat. Sisi timur lebih rumit nan jauh namun angkutan lebih terjamin, etapenya yakni Jogja - Solo - Boyolali - Pasar Cepogo - Selo. Sisi Barat lebih dekat, namun transportasi gambling dan jarang pendaki memilih via ini kecuali carter. Etapenya Jogja - Blabak/Mungkid - Ketep Pass - Selo. Ku memilih via barat yang sesuai logika lebih cepat, sisanya tinggal improvisasi.


Sekarang kita bergerak 500m kearah jalan Jogja-Magelang, lalu menunggu bus 3/4. Menempuh +-5KM kearah utara dengan ongkos 4rb, dan ku tiba di terminal Jombor pukul 08.20 pagi. Lalu mencari bus besar tujuan Magelang, dan bus ngetem cukup lama karena menunggu penumpang penuh. Bus pun berangkat, menempuh jarak +-31KM dengan ongkos 10rb ke barat daya. Di bus ku berusaha membaur, dan mencari tahu transport selanjutnya menuju Selo. Jawabannya beragam, ada yang bilang masih ada angkot, ada ojek, dan juga ada yg bilang tak ada angkutan dari Blabak. Ku pasrah dulu sahaja, hingga diturunkan di Pasar Blabak/Mungkid pukul 10 pagi.

Merapi Merbabu nampak masih cukup jauh, dengan pertigaan jalan Blabak - Mungkid yang lebar dan tak ada angkutan. Ada ojek yang menghampiriku, negosiasi harga dari 100 hingga deal di angka 50rb. Ku cukup beruntung mendapatkan harga segitu, karena jarak yang akan ditempuh yakni +-30KM, dengan perbedaan elevasi dari 300-1700mdpl. Diawal jalanan didominasi lurus dan sedikit menanjak, dan saat melewati Ketep Pass 1100mdpl, mulai terasa ciri khas kaki gunungnya. Yakni berkelok liar, menurun lalu menanjak cukup tajam. Gokil juga mas ojek belum pernah mengantar/mengunjungi Selo, jadi ku yang berusaha jadi penunjuk jalannya. Dan ku minta diantar hingga basecamp, dengan total ongkos menjadi 60rb.

Pukul 11 siang ku tiba di basecamp Selo, Boyolali, di utara gunung Merapi. Bergegas makan siang, mandi, dan urus SIMAKSI yang kala itu masih 16rb. Juga ada penegasan tentang pendakian dilarang hingga puncak, dan ku coba memahami dan liat situasi&kondisi nanti. Kesalahan dasar aku yang terlambat disadari, yakni membawa konsumsi dan pakaian tuk mendaki gunung Lawu juga diransel. Harusnya ku titipkan tuk mengurangi beban, dan kedepannya ku harus menggendong ransel belasan kilogram dipunggung. Dirasa siap, ku memulai trekking saat tengah hari, yakni tepat pukul 12 siang. 

Senyum kesalahan

Gerbang New Selo berjarak 20menit dari basecamp dengan jalan aspal 1KM, dan katanya +-50orang yang mendaki hari ini. Sinar matahari cukup membakarku, yang berjalan seorang diri. Lalu berganti jalan cor an selebar 1M, yang membuat dengkul semakin pedas. Jalur berganti tanah, tetap menanjak tak ada bonus.

Pukul 13.45 tiba di gerbang TNGM, ini semacam pos bayangan gitu. Rasanya ku keteteran, dan keringat sudah peluh membasahi tubuh. Kedepannya jalur didominasi ilalang tinggi, sesekali mirip seperti jalur tikus nya Slamet-Bambangan.


Pos 1 Watu Belah 2302mdpl pukul 14.45, sesuai dugaanku berada di puncak punggungan. Mulai bertemu jalak yang menuntun jalan, ku pun beberapa kali bertemu pendaki namun lebih memilih berjalan seorang diri. Jalur selanjutnya, yakni bebatuan yang terus menanjak. Angin berhembus kencang, kabut turun cukup tebal. 

Burung Jalak Merapi
Jalak Merapi

Pos 2 2534mdpl pukul 4 sore, semakin keteteran. Angin cukup kencang mulai konsisten, ku langsung mengurungkan niat camp di Pasar Bubrah. Mendapat tanah lapang, ku langsung tergesa membuka tenda. Berada dibalik batu, namun berada ditengah jalur. Hujan angin langsung menerpa, dan ku bersyukur bisa mengambil keputusan yang tepat.

Pos 2 gunung Merapi via Selo
Pos 2 Gunung Merapi
 Outer/flysheet yang sering menempel ke inner tenda yang membuat rembes, dan pasak yang tak tertanam dalam yang membuat sering lepas. Badai tak kunjung berhenti, dan tak ada pilihan lain selain dinikmati. Makan malam dengan mie instan, dan yang lebih nikmat yakni bisa meluruskan kaki. +-6 tenda sudah berdiri disekitarku, dan pukul 19 juga ku sudah terlelap lagi.


JUMAT 30 DESEMBER 2016

Ku sempat terbangun saat tengah malam, angin mereda namu hujan malah semakin deras. Alarm 'summit attack' berdering pukul 5 pagi, masih badai. Pukul 7 pagi mulai membaik yakni Merbabu dan puncak Merapi terlihat, namun angin dan gerimis masih awet. Ada kelompok dan tetangga yang memaksakan summit, hati-hari ditengah cuaca riskan ini. Ku berusaha sabar, sekalian sarapan, dan rapi-rapi isi tenda sebisanya.

Pukul 08.40 pagi ku memaksakan keluar, menembus angin dan kabut. Watu Gajah/Watu Gede 2560mdpl tak jauh dari tempat camp, dan rombongan yang summit duluan terlihat berlindung dibalik batu. Tiba di Pasar Bubrah 2650mdpl pukul 9 pagi, disusul kelompok dari Pemalang yang menemaniku. Kabut yang berair dan angin kencang semakin parah, mau ke bangunan pemantau dan ternyata dikunci. Kita terjebak di balik batu, dan pasrah. Menahan dingin, dari badai Merapi. Sudah serba basah, dan tetap berkeyakinan bertahan dan sabar menunggu reda.

Pos pantau Pasar bubrah gunung merapi
Bangunan Pantau di Pasar Bubrah yang terkuci

Ku berjanji pada diri sendiri, kalau pukul 10 badai belum mereda, ku harus mengikhlaskan puncak Merapi. Dan 15menit sebelum batas waktu, cuaca membaik. Ku melanjutkan perjalanan seorang diri lagi ke puncak, karena kelompok Pemalang lebih memilih ke puncakan terbuka diujung Pasar Bubrah. Rasanya naik 2 langkah, turun 1 langkah. Angin kencang tetap berhembus, namun tak berair. Nampak beberapa peralatan vulkanologi di tebing-tebing dan menuju puncak, bahkan nampak bangunan disisi puncak lainnya.

Badai belum berlalu

Merapi dari Pasar bubrah
Mulai cerah

Pasar Bubrah dari Puncak Merapi
Pasar Bubrah dari Puncak Merapi

10.20 siang, ku berhasil menggapai puncak Merapi 2930mdpl. Alhamdulillah, puji syukur. Tempaan dan kesabaran, berbuah manis. Dihadapan nampak kawah yang cukup mengerikan, dengan diutara ada Pasar Bubrah dan Merbabu nampak terlihat. Dan ditimur ada Lawu, tunggu akuuu. Ambil beberapa dokumentasi, dan melihat puncak Garuda secara langsung. Rasanya ingin lama, namun setelah membayangkan perjalanan hari ini masih panjang dan ku bergegas turun, pukul 10.50.

Kawah Gunung Merapi
Kawah Merapi

Pos Pantau di puncak gunung Merapi

Gunung Merbabu dilihat dari gunung Merapi
Setelah badai semalaman

Puncak Garuda gunung Merapi
Puncak Garuda

Puncak Merapi
Beberapa kelompok berpapasan dengan ku saat turun, semoga cuaca membaik ini tetap bertahan. 11.20 di Bubrah dan sudah ramai lagi, dan tiba di camp pukul 11.40. Langsung packing, didominasi gear basah dan membuat beban bertambah. Kabut kembali menyelimuti, tolong jangan hujan lagiii... 

Tenda merapi mountain
Merapi Mountain di gunung Merapi



12.40 mulai menuruni Merapi, 5 menit kemudian sudah di Pos 2. Diperjalanan ku tak menemukan pendaki yang naik, mungkin masih di ketinggian bawah.

13.20 berada di Pos 1 Watu Belah, yang sepi tak berpenghuni.

Pukul 14 di Gerbang TNGM, ramai. Mereka memang start siang, para pendaki sabar yang beda tipis dengan pendaki memaksakan. Sama seperti ku dipagi ini, bahkan mungkin lebih parah hihu. Nampak beberapa tanah longsor menutupi jalur, tanda ganasnya badai semalam.

Gerbang TNGM
Gerbang TNGM lengkap dengan estimasi jarak

Pukul 14.30 di New Selo, dan 10 menit kemudian finish di basecamp Barameru Gunung Merapi. Laporan turun, ambil KTP. Ada kolbun carteran yang bertujuan ke terminal Boyolali, izin bergabung dan syukur diizinkan. Ku minta ditunggui tuk mandi dahulu, lalu nyemil pentol yang kuahnya cocok tuk menghangatkan tubuh.

15.20 perjalanan menuju Boyolali, dengan rombongan Bandung dan Jakarta. Kabut tetap tebal, dan jalanan berliku yang diapit Merbabu Merapi. Hujan pun turun kembali, meski ditutup dengan terpal namun tembus juga hihi. Jarak 20KM ditempuh 1jam perjalanan, pukul 16.30 ku sudah finish di terminal Boyolali
.
Bersabarlah, semua akan indah diwaktu yang tepat.


CATATAN WAKTU
28/12
17.00 Berangkat dari rumah
18.00 Stasiun Bogor. Commuter 6rb
21.00 Stasiun Pasar Senen. Kereta Progo - Lempuyangan 140rb

29/12
07.00 Lempuyangan - Malioboro - Tugu - jalan Jogja - Magelang. Angkot 4rb +-5KM
08.20 Terminal Jombor. Bus 10rb +-31KM
10.00 Pasar Blabak / Mungkid. Ojek ke BC Selo 60rb +-30KM
11.00 Basecamp Barameru Merapi, Selo Boyolali
12.00 Start trekking
12.20 New Selo
13.45 Gerbang Taman Nasional Gunung Merapi
14.45 Pos 1 Watu Belah 2302
16.00 Pos 2  2534
16.10 Camp

30/12
08.40 Start
08.50 Watu Gede / Watu Gajah
09.00 Pasar Bubrah 2650
09.45 Start Summit Attack
10.20 Puncak Merapi 2930
10.50 Turun
11.20 Pasar Bubrah
11.40 Tempat Camp
12.40 Turun gunung
13.20 Pos 1 Watu belah
14.00 Gerbang TNGM
14.30 New Selo
14.40 Basecamp Barameru
15.20 Meninggalkan BasecamP
16.20 Terminal Boyolali. Kolbun 50rb +-20KM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar