PENDAKIAN GUNUNG LAWU VIA CEMORO SEWU
EKSPEDISI MML : MALIOBORO MERAPI & LAWU
SOLO HIKING : TAHUN BARU DI GUNUNG LAWU
28 DESEMBER 2016 - 2 JANUARI 2017
EKSPEDISI SEVEN SUMMIT PULAU JAWA BAGIAN III
Gunung Lawu terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Gunung Lawu berketinggian 3265 mdpl, dan masuk urutan 7 Summit Pulau Jawa. Bisa didaki dari 3 jalur resmi, yakni Candi Cetho dan Cemoro Kandang dari Karanganyar, dan Cemoro Sewu dari Magetan.
Pendakian ini dilakukan setelah kemarin ku mendaki gunung Merapi, ini linknya:
https://novialanis.blogspot.com/2020/06/pendakian-gunung-merapi-via-selo.html?m=1
https://novialanis.blogspot.com/2020/06/pendakian-gunung-merapi-via-selo.html?m=1
Juga tadinya ku berniat mendaki dari Candi Cetho, yang dikenal dengan jalur terpanjang. Namun diurungkan, karena beberapa keadaan. Yakni faktor mendaki sendiri di jalur yang kala itu belum terlalu dikenal, dan pakaian basah bekas mendaki Merapi yang tak bisa dititip (karena akan lintas ke Cemoro Sewu). Yasudah ku mengambil plan B, yakni mendaki dari Cemoro Sewu, dan baju bekas mendaki Merapi dititip di Basecamp.
JUMAT 30 DESEMBER 2016
16.30 di terminal Boyolali, ku berpisah dengan rombongan kolbun dari Merapi. Ku bertanya tentang bus tujuan Tirtonadi Solo, lalu naik dan bus segera berangkat. Sialnya ku karena terburu-buru, yakni belum sempat ganti baju karena kehujanan di kolbun tadi. Ditambah kondisi bus yang penuh, dan AC yang teramat lembab. Macet saat mendekati kota Solo, menjelang weekend dan tahun baru. Ku hanya berdoa, perjalanan 28KM ini semoga cepat selesai, dan ku tak masuk angin sesudahnya.
Pukul 18 ku tiba di terminal Tirtonadi Solo, lalu bergegas mencari bus arah Tawangmangu. Ternyata bus terakhir sudah berangkat sejak 17.30 tadi, duh gusti. Ditawari Ojek dengan ongkos kisaran 125-100rb, namun ku coba menenangkan diri dan berpikir langkah selanjutnya. Mandi dan solat isya, dan menerima kenyataan kalau ku harus menginap disini. Tak apalah, daripada ku memaksa ngojek ratusan ribu eh taunya saat di Tawangmangu kehabisal Elf juga. Infonya bus kembali ada keesokan hari, pukul 4 pagi.
Ku duduk dilantai diruang tunggu yang dekat dengan stopkontak, seperti penumpang lainnya. Mencharge HP dan Kamera Digital ku, menikmati istirahat didalam terminal yang megah ini. Dan berbincang dengan seorang pria, yang beberapa tahun diatasku. Ia sudah 4 hari disini, kehilangan uangnya saat perjalanan menuju Tirtonadi. Tujuannya mau ke Purwokerto, dan menunggu dijemput saudaranya, katanya. 4hari tanpa makanan, hanya minum. Ku bergegas beli beberapa gorengan, dan kita makan bersama. Juga ada ibu-ibu paruh baya yang juga ketinggalan bus arah Tawangmangu, ikut bergabung dengan kami. Bertiga berbagi cerita, melihat kehidupan dari sudut pandang yang berbeda.
SABTU 31 DESEMBER 2016
Terbangun pukul 3 pagi, bergegas. Ku berpamitan, terimakasih telah berbagi kisah. Ku menuju bus 3/4 arah Tawangmangu, bus Langsung Jaya yang sangat cepat penuhnya. Pukul 4 pagi bus berangkat, dan ku duduk dibelakang tuk bergabung dengan rombongan pendaki lainnya. Ku melanjutkan tidur, karena tidur 5jam dan dirasa masih lelah. 40KM Tirtonadi - Tawangmangu, dengan ongkos 20rb.
05.30 pagi tiba di Tawangmangu 950mdpl, hawa dingin langsung terasa. Ngikut rombongan, dan naik Elf Tawangmangu - Magetan yang kami carter. Ongkosnya 15rb, menuju Cemoro Sewu berjarak tempuh 11KM dengan perbedaan elevasi menanjak 1000M, wow. Kabut menutupi kaki gunung Lawu, dan ku menikmatinya. Jalanan yang mulus, menanjak, dan berliku indah. Sebagian besar turun di Cemoro Kandang, dan ku turun di Cemoro Sewu 1900mdpl pukul 06.20.
Menginjakan kaki pertama di Jawa Timur, hal yang pertama ku lakukan adalah : nguduk time.
Ngehuduk dipinggir jalan provinsi yang tenang dan masih lengang, dengam kabut tipis yang masih menyelimuti. Lalu ngebungkus untuk makan siang, dan ditutup dengan pentol berkuah hangat. Lanjut mengurus perizinan, SIMAKSI kala itu masih 16rb dengan jaminan KTP dan masih boleh solo hiking. Sekalian izin titip barang yang sudah ku packing sebelumnya, agar isi ransel ideal dan efektif.
Ngehuduk dipinggir jalan provinsi yang tenang dan masih lengang, dengam kabut tipis yang masih menyelimuti. Lalu ngebungkus untuk makan siang, dan ditutup dengan pentol berkuah hangat. Lanjut mengurus perizinan, SIMAKSI kala itu masih 16rb dengan jaminan KTP dan masih boleh solo hiking. Sekalian izin titip barang yang sudah ku packing sebelumnya, agar isi ransel ideal dan efektif.
Gerbang Cemoro Sewu |
Ku memulai trekking tepat pukul 7 pagi, dan masih seorang diri. Jalur awal sih makadam, dengan kanan kiri seperti area camp yang nyaman. Nampak punggung-punggung gunung Lawu, dan puncaknya masih dibalik bukit. Jarak cukup jauh menuju Pos 1, dengan landai masih mendominasi. Dan melewati 2 Pos dahulu, yakni Pos Bayangan dan Sendang Panguripan (ada air).
Pos 1 Wes-wesen 2163 mdpl pukul 8 pagi, berjarak 1,9 KM dari basecamp. Terdapat bangunan permanen untuk berteduh, dan bukan untuk mendirikan tenda yaa hehe. Jalur makadam terus, dan selalu terbuka kedepannya.
Pos 2 Watu Gedeg 2579 mdpl pukul 10 pagi, berjarak 2,1 KM dari Pos 1. Juga ada bangunan permanen, dan istirahat beberapa saat. Kedepannya tiap bertemu pendaki yang turun, ku selalu bertanya tentang ketersediaan air di Sendang Drajat.
Jalur terbuka seterusnya |
Pos 3 Manis Rejo 2800 mdpl pukul 11 siang, berjarak 0,7 KM dari Pos 2. Masih ada bangunan permanen, sama seperti pos sebelum-sebelumnya. Jalak Lawu mulai menemaniku saat berjalan sendiri, suatu kehormatan bagiku. Jalur menanjak zig-zag dengan pegangan yang mulai rusak dan menanjak tajam, menuju pos selanjutnya.
Pos 4 Watu Kapur 3050 mdpl tepat saat tengah hari, berjarak 1,2 KM dari pos 3. Di pos 4 ini tak ada bangunan permanen, hanya dataran berwarna putih seperti kapur. Matahari tepat diatas kepala, panasnya jangan ditanya hahaha. Pos 1 ke Pos 4 itu masih terlihat sisa-sisa kebakaran tahun 2015 lalu, menelan korban jiwa +-5 orang. Dan ku masih sangat merinding mengingatnya, karena pernah melihat fotonya.
Pos 5 Jolotundo 3116 mdpl pukul 12.30, dengan jarak tempuh hanya 0,3 KM saja dari Pos 4. Terdapat beberapa warung dengan bangunan semi permanen, pantas banyak yang berdaypack kecil dan tak membawa tenda hehe.
Jalak Lawu |
Pos 5 : Jolotundo, terdapat banyak warung |
Pos 6 Sendang Drajat 3150 mdpl tepat pukul 1 siang, alhamdulillah sudah tiba di safe point hari ini. Terdapat beberapa area camp yang cukup luas, dan mata air Sendang Drajat yang seperti sumur didalam bangunan permanen. Punggungan menuju puncak dan tugu Hargo Dumilah nampak dari sini, esok pagi ku mampir ya hihi. Pendakian hari pertama di Lawu telah usai, setelah berkutat 6 jam di jalur bebatuan makadam yang membuat pedas.
Camp bersama 3 orang Suroboyoan yang baru kenalan tadi, dan janjian tuk summit bareng. Tenda berdiri berhadapan, dengan pasak yang masih tak tertanam dalam. Semoga tak ada badai lagi kedepannya, sekalian mengiringkan pakaian selagi cerah. Meski waktu masih teramat panjang, kegiatan yang ku lakukan hanya rebahan sambil mengobrol saja. Lelah sekali fisik ku beberapa hari ini, dan hari esok masih harus mendaki ke puncak ke 7 dalam 'Seven Summit Pulau Jawa'.
Menjelang Sendang Drajat |
Mata air Sendang Drajat |
Camping Ground Sendang Drajat |
Maghrib pun datang dengan tenang, diikuti kabut dan dingin malam. Sleepingbag yang belum kering sempurna, dengan hanya jaket windbreaker. Ku beberapa kali terbangun karena dingin, di tempat camp 3100+ ini, di gunung legenda. Memang sudah diniatkan bangun saat tengah malam, berharap cerah. Buka tenda, kabut masih tebal. Bintang tertutup, malah angin yang masuk.
MINGGU 1 JANUARI 2017
Selamat Tahun Baru 2017, semoga tahun ini bisa lebih liar lagi..
Alarm kembali berdering pukul 4 pagi, cukup segar dan tidur cukup malam ini. Kawan baru ku juga sudah bangun, mempersiapkan beberapa makanan untuk summit. Kita mulai bergerak pukul 5 pagi, beberapa menit sudah bertemu pertigaan. Kiri menanjak kearah Hargo Dumilah, dan kita memilih kanan tuk ke Hargo Dalem dan Mbok Yem. Banyak bangunan baik warung maupun beberapa petilasan, dan cukup banyak yang camp disini.
Hargo Dalem 3170 mdpl pukul 05.30 pagi, menikmati sinar matahari pertama 2017 disini. Ku tak mampir ke Mbok Yem, karena sepagi ini warungnya sudah cukup ramai. Hargo Dalem ke utara lagi adalah jalur tembusan menuju Candi Cetho, yang terus mengular kearah barat daya. Sekarang kembali mendaki, dengan cantigi dan edelweis yang berembun indah.
Mentari diawal hari 2017 |
Hargo Dumilah 3265 mdpl pukul 6 pagi, alhamdulillah kita tiba dititik tertinggi gunung Lawu. Sepagi ini sudah antri, resiko mendaki di long weekend ya begini. Alhamdulillah, puji syukur. 2 puncak tujuan berhasil ku capai, dan ambil beberapa foto tuk dokumentasi. Ohya ada beberapa pendaki juga yang nekat ngecamp diarea Puncak, memakan lahan lumayan lebar. Ku tak begitu lama disini, karena malas beramai-ramai hihi. Ku berpamitan turun duluan, diikuti kabut yang sudah turun kembali.
Hargo Dumilah |
Pos 5 Jolotundo berjarak hanya 5 menit, karena memang menyebrang bukit sahaja hehe.
Pos 4 pukul 9 pagi, dan ternyata ku bukan orang pertama yang turun jam segini. Tanjakan zigzag bisa dilalui dengan baik, juga dengan penuh kehati-hatian. Menjelang Pos 3 yakni tercium bau belerang yang sangat menyengat, karena di barat / kanan sana memang terdapat kawah Candradimuka. Yang juga memisahkan jarak antara jalur Cemoro Sewu, dan jalur yang agak memutar di Cemoro Kandang sana.
Pos 3 pukul 09.30, cuaca berubah menjadi cerah. Awan-awan mengepul indah di selatan, namun gunung Mongkrang tetap tertutup. Ternyata cukup nyaman dan tak sepedas naik ya turunnya. Atau memang efek ransel yang agak ringan, karena konsumsi total sudah habis.
1/1/17 |
Pos 2 pukul 10 pagi, persiapkan kaki, tuk melangkah di etape terpanjang jarak antar pos kedepannya. Mentari sudah kembali terik, langit sudah membiru. Langkah sesekali melambat, menunggu pendaki didepan yang berjalan santai.
Pos 1 pukul 10.40, pasti saat turun yakni kulit wajah akan berganti. Terkena sinar matahari langsung sedari kemarin, yang mengandung sinar UV. Juga dihari sebelum-sebelumnya, dengan wajah tingkat kelembaban tinggi yang selalu berair. Dan suara-suara riuh juga suara kendaraan yang terdengar cukup membuat halu, padahal kenyataannya masih cukup jauh.
Menjelang basecamp juga diadakan razia, untuk memcegah hal-hal yang tak diinginkan. Seperti razia sampah yang wajin dibawa, edelweis siapatau ada yang berani memetik, dan juga barang-barang terlarang. Hingga ku finish di basecamp Cemoro Sewu pukul 11.30, alhamdulillah. Total naik 6 jam dan turun 3 jam, dengan safe point di Sendang Drajat yang cukup ideal karena memiliki sumber air.
Mandi siang, lalu mengambil barang yang dititipkan dengan biaya seikhlasnya. Beli oleh-oleh seperti beberapa stiker dan gantungan kunci, tak lupa emblem hehe. Lalu masuk elf arah Tawangmangu, dengan ngetem cukup lama karena menunggu penuh. Hingga Elf berangkat pukul 13 siang.
Selamat tinggal |
Elf pun terjebak macet, momentum libur panjang dan Tawangmangu memang salah satu menjadi destinasi favorit. Melewati jalur-jalur kampung, itupun kadang berpapasan dengan mobil dari lawan arah dijalan yang hanya cukup 1 mobil huhu. Pukul 15 di Tawangmangu, perbedaan jarak 11 KM dengan waktu tempuh 2 jam wow. Terik sekali, gunung Lawu nampak cerah agar ku bisa memandangnya secara langsung tuk terakhir kali. Menuju bus Langsung Jaya, dan ku menikmati perjalanan ini. Tancap gas, jalan berliku nan hijau yang menyahdu. Melintasi Karanganyar, hingga tiba di kota Solo / Surakarta pukul 16.30.
Di Tirtonadi, ku hanya transit, makan sore, dan membeli oleh-oleh. Bahkan warung makan yg kemarin ku singgahi, dan saat ku kembali masih hafal wajahku XD Berjalan berkeliling, menikmati terminal megah ini. Lalu menjelang maghrib ku menuju stasiun Solojebres, padahal kereta masih tengah malam nanti. Tadinya juga ku mau berwisata ke taman-taman kota, seperti taman Balekambang hingga benteng Vastenburg. Namun ku urungkan, karena fisik yang teramat lelah.
Di Solojebres, ku menuju mesin cetak tiket dan berbasa-basi dengan petugasnya. Hingga diperbolehkan tuk menggunakan fasilitas musolah didalam, bermalas-malasan, numpang ngecharge, dan menitip ransel. Berkeliling sekitar stasiun, dan icip-icip jajanan murah. Seperti mie ayam, susu jahe, gorengan, di angkringan yang cukup lengkap. Pantas saja, Solo termasuk kota dengan biaya hidup terendah. Tenang nan ramah, dengan kearifan lokal yang menentramkan.
Hingga ku kembali ke stasiun, dan masuk menunggu kereta. Matarmaja pun menjemputku pukul 23.50, dan membawaku pulang menuju Jakarta.
SENIN 2 JANUARI 2017
Kondisi kereta saat ku masuk, sudah penuh sesak. Bahkan ku cukup kebingungan tuk menyimpan ransel super besarku, hingga bisa improvisasi menyimpannya di kolong bangku. Maklum resiko naik di stasiun pertengahan, memang seperti ini. Mana ku duduk ditengah, dibangku 3. Dengan kelima orang asing yang tak ku kenal, ku pun berbasa-basi sebentar lalu terlelap. Dilelap-lelapkan sih tepatnya, karena kondisi bangku yang tegak lurus, san kedinginan karena memakai lengan pendek.
Pukul 10.30 pagi sudah tiba di stasiun Jatinegara, turun lebih dulu agar dapet commuter lebih lengang. Lalu setelah melalui +-25 stasiun, akhirnya tiba di Cilebut pukul 1 siang. Dan 30 menit kemuduan tiba dirumah, alhamdulillah.
Setelah 6 hari perjalanan seorang diri, membuatku memahami tentang sudut pandan - sudut pandang baru. Dan jangan takut bertualan seorang diri, yang penting persiapan matang dan bersiap dengan kemungkinan - kemungkinan terburuk.
Karena elang tetaplah elang meskipun ia terbang sendiri, dan bebek tetaplah bebek meski ia berjalan beramai-ramai.
CATATAN WAKTU
30/12/17
16.30 Terminal Boyolali
18.00 Terminal Tirtonadi Solo. Bus dari Boyolali 8rb
30/12/17
16.30 Terminal Boyolali
18.00 Terminal Tirtonadi Solo. Bus dari Boyolali 8rb
31/12/17
04.00 Menuju Tawangmangu. Bus 3/4 20rb
05.30 Tawangmangu. Elf 15rb
06.20 Cemoro Sewu. Simaksi 17rb dengan jaminan KTP
07.00 Mulai trekking
08.00 Pos 1 Wes-wesen 2163
10.00 Pos 2 Watu Gedeg 2579
11.00 Pos 3 Manis Rejo 2800
12.00 Pos 4 Watu Kapur 3050
12.30 Pos 5 Jolotundo 3116
13.00 Pos 6 Sendang Drajat 3150
04.00 Menuju Tawangmangu. Bus 3/4 20rb
05.30 Tawangmangu. Elf 15rb
06.20 Cemoro Sewu. Simaksi 17rb dengan jaminan KTP
07.00 Mulai trekking
08.00 Pos 1 Wes-wesen 2163
10.00 Pos 2 Watu Gedeg 2579
11.00 Pos 3 Manis Rejo 2800
12.00 Pos 4 Watu Kapur 3050
12.30 Pos 5 Jolotundo 3116
13.00 Pos 6 Sendang Drajat 3150
1/1/2017
05.00 Start Summit
05.30 Hargo Dalem dan Mbok Yem
06.00 Hargo Dumilah
06.40 Kembali ke Camp
08.30 Start Turun
08.35 Pos 5
09.00 Pos 4
09.30 Pos 3
10.00 Pos 2
10.40 Pos 1
11.30 Cemoro Sewu
13.00 meninggalkan Cemoro Sewu. Elf 15rb
15.00 Tawangmangu. Bus 20rb
16.30 Tirtonadi Solo. Ojek 15rb
18.00 Solojebres
23.50 Matarmaja menuju Jakarta, 109rb
05.00 Start Summit
05.30 Hargo Dalem dan Mbok Yem
06.00 Hargo Dumilah
06.40 Kembali ke Camp
08.30 Start Turun
08.35 Pos 5
09.00 Pos 4
09.30 Pos 3
10.00 Pos 2
10.40 Pos 1
11.30 Cemoro Sewu
13.00 meninggalkan Cemoro Sewu. Elf 15rb
15.00 Tawangmangu. Bus 20rb
16.30 Tirtonadi Solo. Ojek 15rb
18.00 Solojebres
23.50 Matarmaja menuju Jakarta, 109rb
2/1/2017
10.30 Jatinegara
13.00 Cilebut
13.30 Finish Home
10.30 Jatinegara
13.00 Cilebut
13.30 Finish Home
SELESAI
SAYONARA~
Saat ini ku memiliki kesempatan kembali mendaki gunung Lawu melalui Candi Cetho, karena terpilih untuk ekspedisi 10 Puncak Jawa yang diselenggarakan oleh Pendaki Bogor yang mewakili Korwil Kota. Namun impian dan penantianku selama 3,5 tahun kandas, dengan dasar aturan-aturan kolot tentang H-2 bulan sebelum akad yang harus karantina. Susah untuk dinegosiasikan, dan terpaksa ku harus merelakannya, lagi,. ðŸ˜